Suara.com - Setelah larangan anak-anak menonton konten kekerasan dan vulgar di televisi, sebuah kelompok penelitian menyarankan melarang anak menonton TV sama sekali.
Waktu untuk menonton tv bagi anak-anak akan selalu menjadi topik yang hangat dan penuh perdebatan. Dengan kemajuan teknologi saat ini, anak-anak bahkan telah terbiasa dengan gadget atau gawai mereka.
Banyak pakar di banyak negara, pada kenyataannya, telah mendesak orangtua untuk menjauhkan anak-anak mereka dari televisi dan gadget sampai usia tertentu.
Prancis, misalnya, mendesak orangtua tidak membiarkan anak-anak berusia di bawah tiga tahun menonton TV. Carole Bienaime-Besse, yang duduk sebagai regulator TV Prancis, CSA, mengklaim pada hari Minggu, anak-anak telah berlebihan menggunakan perangkat digital dan dianggap telah menjadi "masalah kesehatan masyarakat".
"Orang-orang menyadari bahwa layar TV bisa menyebabkan kecanduan, bahkan pada anak-anak yang sangat kecil. Dan pada kasus-kasus ekstrim, menyebabkan masalah autistik, apa yang disebut autisme virtual. Silicon Valley juga tahu ini. Ada banyak aplikasi pendidikan untuk bayi, namun pada akhirnya hasilnya kontraproduktif," kata Bienaime-Besse.
Lebih lanjut, Bienaime-Besse memaparkan, studi menunjukkan, "Anak-anak yang terlalu terpapar adalah orang-orang yang paling sulit di sekolah."
Pada 2008, Prancis telah melarang lembaga penyiar di sana menargetkan anak di bawah usia tiga tahun dan telah memblokir BabyTV milik Fox Tetapi beberapa pembuat program bersikeras bahwa larangan tersebut tidak bekerja, terutama dengan begitu banyak orangtua yang menggunakan televisi, dan perangkat gawai untuk "mengasuh anak-anak mereka".
Alice Webb, Kepala Penyiaran CBeebies menyatakan bahwa lembaga penyiaran publik Inggris sangat mengkhawatirkan anak-anak yang tumbuh dan ketagihan digital.
"Kita perlu membicarakan ini sekarang karena kita tidak ingin mengatakan kepada diri kita sendiri dalam waktu 10 tahun, 'Apa yang kita lakukan terhadap anak-anak kita?'" kata Webb kepada AFP.
Baca Juga: Ini yang Terjadi Saat Anda Duduk dan Nonton TV Terlalu Lama
Dia mengatakan, BBC mengarahkan CBeebies pada anak-anak yang berusia dua tahun ke atas, "Tapi kami tahu anak-anak lebih muda juga menonton. Jadi, kita harus realistis mengenai hal ini, dan ingatlah anak-anak tahu bahwa TV atau tablet itu adalah babysitter."
Untuk anak yang lebih besar, Webb mengatakan bahwa tidak mungkin untuk berpikir bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi secara online. Dia mengatakan satu-satunya jawaban adalah, "Mengajarkan anak-anak apa adanya dan bukan untuk mereka, bagaimana mengembangkan pemikiran kritis dan bagaimana cara mengatasi saat mereka melihat hal-hal yang tidak mereka inginkan."
Di media sosial, Instagram, Twitter dan Facebook mengklaim hanya remaja berusia di atas 13 tahun yang diizinkan masuk ke jaringan mereka. Namun, Webb menyangkal dan mengatakan bahwa di Inggris, 75 persen anak berusia 10 tahun ke atas sudah terpapar media sosial.
Terlepas dari apa yang dikatakan oleh raksasa media sosial, "Statistik menyarankan sebaliknya dan mereka merasa lebih sulit untuk berdiri di belakang garis itu."
Bienaime-Besse mengatakan regulator membutuhkan kekuatan yang lebih sehingga mereka dapat bertindak melawan konten online yang tidak pantas dengan cara yang sama seperti yang dilakukan dengan penyiar tradisional.
"Saya pikir tidak masuk akal bahwa orang seperti Facebook dan Twitter tidak diatur seperti pemasok konten lainnya," tandasnya. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!