Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, adanya peningkatan kasus bullying di kalangan pelajar Indonesia. Menurut data KPAI, sejak 2011 hingga 2016 KPAI telah menemukan sekitar 253 kasus bullying yang terdiri dari 122 anak menjadi korban dan 131 anak menjadi pelaku.
Data ini tidak jauh berbeda seperti yang diungkapkan Kementrian Sosial. Hingga Juni 2017, Kementrian Sosial sendiri telah menerima laporan 976 kasus, di mana sebanyak 117 kasus adalah terkait bullying.
Disampaikan psikolog anak dan remaja dari EduPsycho Research Institute, Yasinta Indrianti M Psi, fase remaja memang sangat rentan bagi anak untuk menjadi korban bullying atau bahkan pelaku. Alasannya, kata dia, fase remaja merupakan masa pencarjan jati diri. Terkadang, hal ini tak disikapi secara positif sehingga menyebabkan anak menjadi korban atau pelaku bullying.
"Seringkali yang terjadi adalah remaja belum dapat mengidentifikasi hal-hal di sekeliling mereka, sehingga tidak mendapatkan solusinya. Remaja kemudian mencari jalan keluar lain seperti mem-bully dimana korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat menjadi korban pula," ujar dia pada temu media Kampanye Let's Speak Up di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Dilanjutkan Yasinta, masa remaja merupakan periode penting bagi anak-anak yang beranjak dewasa dalam menentukan dan membangun jati diri. Masa ini banyak diwarnai dengan sikap yang lebih kritis dalam pergaulan sehari-hari atau di keluarga, ketertarikan akan hal-hal tertentu, maupun prestasi di sekolah.
Karena itu, untuk membangun dan memupuk sikap positif dalam fase pencarian jati diri tersebut, Ia mengatakan pentingnya dukungan pola asuh yang baik dari orang tua di lingkungan keluarga, dan juga para guru di sekolah mengingat kasus bully banyak terjadi di lingkungan sekolah.
"Sikap positif para remaja dapat memutus rantai perilaku negatif sehingga secara psikologis dan emosional mereka dapat lebih cemerlang dan berprestasi. Karena itu, harus dipastikan orang tua dan guru dapat menjadi teman dan pelindung yang dapat memberikan solusi dari hal-hal yang mereka hadapi di masa remaja," ujarnya memberi saran.
Melihat semakin meningkatnya kasus bullying khususnya di kalangan remaja, mendorong Yupi menggaungkan kampanye Let's Speak Up! Kampanye yang dimulai sejak September ini mengajak para remaja untuk menunjukkan sikap positif dan mengubah prilaku tidak menyenangkan menjadi prestasi.
"Dengan speak up bisa memberikan efek yang baik, tidak hanya pada anak-anak tapi juga secara psikologis mereka di masa mendatang," ujar Marketing Manager PT Yupi Indo Jelly Gum, Anna Lumintang.
Baca Juga: Mau Tahu Dampak Buruk "Cyberbullying"? Baca Ini!
Anna melanjutkan, kampanye ini akan dilaksanakan di berbagai platform, mulai dari sekolah hingga media sosial. Kampanye sekolah akan dilakukan dengan memberikan edukasi melalui video bagaimana para remaja seharusnya menanggapi hal tidak menyenangkan di sekolah.
"Di akhir kampanye yaitu pada Januari 2018, akan digelar Yupi Got Talent sebagai wadah para remaja menunjukkan bakat mereka," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
 - 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat