Suara.com - Video game selama ini dianggap dapat berefek negatif karena biasanya mengandung adegan kekerasan. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLOSONE menemukan, main video game ternyata bisa meningkatkan kecerdasan.
Peneliti mencontohkan video game yang terbukti mendatangkan efek positif bagi otak, yakni Super Mario 64. Hasil analisis peneliti menemukan, bermain game ini dapat meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat.
"Video game 3D mendorong hippocampus untuk membuat peta kognitif atau lingkungan virtual yang akan dijelajahi," kata penulis studi Gregory West, dari University of Montreal.
Untuk mendapatkan temuan ini, West dan rekan-rekannya melakukan percobaan selama enam bulan dan melibatkan 33 orang dewasa yang ditugaskan secara acak untuk bermain game Super Mario 64 di konsol game Nintendo Wii dan bermain piano. Untuk memahami bagaimana permainan memengaruhi otak peserta, peneliti meminta responden menjalani pemindaian MRI dan melakukan tes kinerja kognitif.
Hasil pemindaian MRI mengungkapkan, mereka yang bermain Super Mario 64 memiliki peningkatan jumlah materi abu-abu di dua wilayah otak antara lain hippocampus dan serebelum, dibandingkan mereka yang bermain piano. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, masalah abu-abu di otak kita menurun.
"Kabar baiknya adalah bahwa kita dapat membalikkan efek tersebut dan meningkatkan volume otak dengan mempelajari sesuatu yang baru. Permainan seperti Super Mario 64, yang mengaktifkan hippocampus, tampaknya memiliki beberapa potensi dalam hal itu," kata West.
Meskipun penulis mencatat penelitian selanjutnya diperlukan, mereka berharap hasil penelitian ini dapat membantu banyak orang memahami penyakit Alzheimer dengan lebih baik. Alasannya otak yang terus dilatih dengan stimulasi permainan tertentu seperti video game bisa memperlambat risiko pikun atau Alzheimer.
Peserta dalam kelompok video game juga menunjukkan tanda-tanda peningkatan memori, yang dinilai melalui tes yang melibatkan penghitungan urutan suara. Sebuah studi tahun 2015 di antara para peserta yang lebih muda, memiliki hasil yang sama dengan penelitian saat ini. (Nypost)
Baca Juga: Anak Suka Bermain Video Game, Lebih Pintar Menurut Penelitian
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara