Suara.com - Nyeri pinggang, salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dikeluhkan, sering diidentikkan dengan saraf kejepit. Data yang ada menunjukan setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami satu kali periode nyeri pinggang. Sedangkan 5-20 persen masyarakat datang ke dokter umumnya dalam kondisi nyeri pinggang yang kronis.
Disampaikan dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, selaku pakar nyeri Klinik Nyeri dan Tulang Belakang, kebanyakan pasien datang setelah sebelumnya mencoba terapi alternatif seperti pijat, totok, atau herbal, namun tidak menuai perbaikan.
"Kondisi seperti ini selain menyita waktu dan biaya juga berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien," ujar dia dalam temu media di Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Menurut dia, kondisi saraf kejepit atau dalam istilah medis disebut Herniated Nucleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab nyeri pinggang kronik terbanyak. Nyeri yang dialami pasien umumnya menjalar hingga paha, dan seluruh bagian kaki disertai dengan kelemahan, baik pada salah satu atau kedua kaki.
Beberapa upaya pengobatan untuk mengatasi masalah nyeri dan tulang belakang menurut dia bervariasi mulai pemberian obat-obatan, terapi intervensi hingga pembedahan baik operasi terbuka maupun minimal invasive surgery yang hanya menyisakan luka sayatan minimal di kulit (7 mm).
Laser disektomi merupakan salah satu metode penanganan saraf kejepit minimal invasive yang dapat dilakukan secara rawat jalan. Mahdian mengatakan, melalui metode ini pasien dapat terbebas dari sindrom nyeri paska operasi, biaya yang lebih hemat serta angka keberhasilan tinggi.
"Keamanan penggunaan laser untuk mengatasi masalah saraf terjepit sudah diakui secara luas. Prosedur ini bahkan sudah dilakukan di banyak negara dengan total pasien yang ditangani mencapai lebih dari 80.000 orang," tambah dia.
Penanganan laser disektomi atau Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD) ini, tambah dia, memungkinkan pasien mendapat bius lokal dengan bantuan computed tomographic (CT) dan panduan fluoroskopi. Dokter spesialis bedah saraf, nantinya akan memasukkan sebuah jarum berukuran 1 mm menuju bantalan sendi yang mengalami saraf kejepit.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Tak Menolak Dicalonkan Dalam Pilpres 2019
"Laser tersebut akan membakar inti bantalan sendi tulang belakang sehingga volume bantalan sendi berkurang. Dengan berkurangnya volume bantalan sendi ini, maka penonjolan yang menekan saraf atau memenuhi rongga tulang belakang, kembali menjadi normal dan nyeri akan hilang," tambah dia.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan tingkat efektivitas penggunaan laser untuk mengatasi masalah saraf terjepit sangat bervariasi. Sebuah studi yang dilakukan Gibson dan rekan peneliti dari beberapa literatur di Cochrane menyebut bahwa tindakan laser disektomi memiliki tingkat keberhasilan yang sama dengan teknik operasi terbuka atau laminektomi, dalam mengatasi masalah saraf terjepit.
"Namun laser disektomi memiliki lebih banyak keunggulan seperti luka sayatan yang minimal, penyembuhan paska tindakan yang lebih cepat, komplikasi minimal, dengan harga yang relatif lebih murah," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!