Suara.com - Penderita ginjal kronis dari tahun ke tahun kian mengalami peniningkatan, begitu pula jumlah pasien yang menjalani hemodialisis, salah satu cara untuk mengganti fungsi ginjal yang rusak akibat penyakit ginjal kronis.
Pada 2016, pasien baru hemodialisis bahkan mencapai 25.446 pasien dan pasien aktif 52.835, atau mengalami peningkatan dari tahun 2015 yakni pasien baru 21.050 dan pasien aktif 30.554.
Sementara untuk proporsinya, Dr. Puteri Wahyuni, SpPD, KGH mengatakan bahwa pasien terbanyak masih pada kategori usia 45-64 tahun yang mencapai angka 58,58 persen pada tahun 2016. Namun uniknya, dia mengungkap, kontribusi pasien berusia di bawah 25 tahun pun terbilang tidak sedikit, sehingga perlu mendapat perhatian.
"Perlu diperhatikan pasien yang berusia kurang dari 25 tahun melakukan hemodialisa ini memberikan kontribusi sebesar 2,79 persen, hal ini menunjukkan sudah saatnya memberi perhatian pada kelompok usia muda untuk mulai memerhatikan kesehatan ginjal," kata dia dalam edukasi pelayanan Hemodialisis dalam perayaaan HUT ke-36 RS Tebet di RS Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (10/4/2018).
Sayangnya, lanjut dia, penyakit ginjal kronik pada remaja belum ada data yang pasti. Umumnya penyakit ginjal kronis pada remaja disebabkan oleh autoimun seperti glomerulonefritis primer atau penyakit lupus. Sedangkan pada usia 45-64 tahun lebih banyak disebabkan diabetes melitus, hipertensi, atau obstruksi akibat keganasan atau batu, dan lainnya.
Dikatakan, ini merupakan kelainan pada struktur dan fungsi ginjal yang telah berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyakit ginjal kromis terdiri dari 5 stadium, dan pada stadium 4, Dr. Puteri mengungkap, pasien sudah perlu dirujuk ke ahli ginjal.
"Status nutrisi, pengaturan cairan, obat-obatan, pantauan metabolik dan infeksi, akses HD dengan kontrol teratur. Tujuan utama HD adalah meningkatnya kualitas hidup pasien HD,” ujar Dr. Puteri.
Kondisi inilah yang mendorong RS Tebet untuk memberikan layanan yang semakin luas dan lebih baik dengan menghadirkan Unit Dialisis bertaraf internasional.
“Unit baru ini ada di Lantai 3, tersedia delapan unit mesin HD, satu dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal hipertensi, satu dokter pelaksana terlatih bersertifikat HD, tiga perawat terlatih dan bersertifikat HD. Unit ini diresmikan pada 5 April 2018 lalu,” tutup Dr. Puteri.
Baca Juga: Begini Kesaksian Mark Zuckerberg di Depan Senat AS
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis