Suara.com - Kasus penculikan anak bisa terjadi di mana saja. Terlebih di musim mudik dan liburan seperti sekarang, anak-anak rentan menjadi korban penculikan di tempat umum. Saat ibu sedang mencari dompet di tas, atau ayah sedang menerima telepon di mal, anak-anak bisa dengan cepat menghilang dari pandangan orangtuanya.
Ekstra waspada tak hanya berlaku bagi orangtua si anak. Anda yang berada di sekitar mereka pun wajib memasang radar untuk mengenali ciri-ciri orang di sekitar yang berniat jahat kepada anak-anak. Dilansir dari Tip Hero, National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) memberi tips cara mengenali penculik anak di sekitar kita.
Melakukan penyuapan
Anak-anak mudah percaya, bahkan terhadap orang asing. Dan para penculik tahu hal itu. Itu sebabnya, orang yang berniat jahat pada anak-anak kerap kali tampak begitu baik dengan menawarkan permen, mainan, atau sesuatu yang lain yang disukai anak-anak. Mereka melakukan penyuapan dengan tujuan agar anak mau pergi bersama mereka. Lihatlah bahasa tubuh anak-anak. Jika anak tampak tak nyaman saat ada orang dewasa yang menawarkan sesuatu kepada mereka, maka Anda patut curiga.
Anak diajak main oleh anak yang tidak dikenal
Orangtua biasanya mengasosiasikan penculik sebagai orang dewasa, tetapi kadang para penculik itu menggunakan anak-anak lain untuk membantu mereka dalam aksinya. Si penculik bisa saja meminta seorang anak untuk mengajak anak yang menjadi targetnya ke taman bermain. Jadi, jangan berbaik sangka dulu ketika ada seorang anak tiba-tiba mengajak anak Anda bermain. Tanyakan pada si kecil apakah ia mengenal anak baru yang mengajaknya bermain itu.
Orang dewasa meminta bantuan anak
Pernah dengar, kan, seorang anak diculik dengan modus si penculik meminta bantuan anak misal untuk mencari anjingnya yang hilang. Kemungkinannya hanya ada satu, ini bisa jadi indikasi penculikan. Pikirkan saja, jika orang dewasa membutuhkan bantuan, ia tentu tidak akan memintanya pada seorang anak.
Perhatikan bahasa tubuh anak
Jika Anda mendengar seorang anak memanggil 'Om' atau 'Tante' kepada orang dewasa yang bersamanya namun mereka tampak saling asing, maka waspadalah. Apalagi jika bahasa tubuh anak terlihat tak nyaman, atau ia terus bertanya, "Kita mau pergi kemana?"
Anak menangis
Tidak semua orangtua akan merespons anak-anak yang berteriak dan menangis. Mereka bahkan kerap mendiamkannya. Tapi, gunakanlah feeling Anda dalam hal ini. Anak yang menangis sambil berjuang melepaskan diri dari orang dewasa, tentu bukanlah pertanda yang baik.
Orang asing yang mengaku sebagai keluarga
Salah satu cara paling umum yang dilakukan penculik anak adalah dengan mengaku kalau mereka adalah teman keluarga si anak. Penculik mungkin akan berbohong pada anak, dengan mengatakan bahwa ia adalah teman ibu si anak atau bahwa ayah si anak berada di rumah sakit dan ia ditugaskan untuk menjemput si anak.
Baca Juga: Viral, Anggota LSM Mengaku Wartawan Merusak Lapak Penukaran Uang
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital