Sindrom penis mengerut akibat rasa panik ini terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Yang pertama tercatat dari Sulawesi Selatan pada 1859. Hanya dalam beberapa dekade terakhir informasi yang signifikan muncul dari wilayah lain.
Di Flores barat dan tengah, sindrom ini dikenal dengan sebutan ru’u pota, “sihir pengecil”. Koran lokal Flores Post melaporkan epidemi dengan ratusan kasus tersebut di Ende dari 5-7 Oktober 1999.
Di Sumba Timur, sindrom ini dikenal sebagai hei lulu, “semuanya naik ke atas”. Di distrik Belu di Timor sindrom ini dikenal sebagai lulik oan subaran, “si kecil yang suci sedang bersembunyi”. Laporan mengenai kondisi ini muncul di surat kabar lokal di Indonesia dan laporan ahli antropologi lokal, tapi belum pernah di jurnal medis internasional.
Karena ketidakjelasan seputar teori Simons, ketika saya mendengar pada 2002 tentang seorang dukun dari Sumba di pinggiran Waingapu yang terkenal dapat menyembuhkan koro, saya memutuskan untuk mengunjunginya.
Umbu Hina Panjarra seorang peternak babi dan penggemar berat Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia, sangat bersemangat ketika bercerita. Dia mengatakan bahwa tidak hanya warga desa, tapi beberapa pejabat penting pemerintah juga diantar secara tergesa-gesa ke rumah sederhana beralas tanah milik Hina, seringkali dengan sehelai tali yang diikat pada penis mereka untuk mencegahnya menghilang.
Hina memberi perawatan dengan pijatan yang keras, memijat otot betis dan paha ke arah atas, dan memijat perut ke arah bawah, seakan-akan mendorong semacam energi tubuh menuju penis yang mengecil. Sangat penting untuk memijat dengan keras, katanya, dan memberi tekanan pijat yang menyakitkan.
Gaya dukun ini seperti pemain pertunjukan yang antusias dan dia suka meminta pasiennya telanjang bulat agar keadaan penis yang membaik dapat terlihat, dan drama membuka tali yang mengikat penis menjadi tanda bahwa baik tabib dan pasien sudah yakin bahwa krisis telah berlalu.
Ini materi yang menakjubkan. Namun, cerita ini merupakan anekdot dan tidak membuktikan tesis milik Simons.
Hina tidak memiliki catatan pengukuran atau foto atau dokumentasi apapun. Gaya berbahasa Hina merupakan gaya tabib karismatik dan bukan gaya bahasa pengamat yang objektif, berhati-hati dan kritis terhadap dirinya sendiri.
Namun, ceritanya menjadi petunjuk bahwa memang ada refleks penis mengerut yang patut diteliti secara sungguh-sungguh.
Saya dengan mudah menemukan Hina Panjarra di Sumba karena sebelumnya saya pernah bekerja di sana sebagai Pejabat Kepala Dinas Kesehatan di Sumba Barat pada 1968-69, tapi saya hanya seorang pengunjung pada tahun 2002 dan tidak pada posisi untuk mengumpulkan bukti-bukti hasil pengamatan terhadap pasien Hina. Namun, saya menjadi yakin bahwa mengumpulkan lebih banyak informasi mengenai topik ini cukup bernilai.
Bukti baru
Baru-baru ini bukti baru muncul dari beberapa dokter di Kairo, Mesir, yang memberikan suntikan botoks pada pria yang malu karena penis yang mengecil. Mereka telah mempublikasikan pengukuran tingkat mengecilnya penis dan tingkat perbaikan hasil dari suntikan botoks.
Mengikuti beberapa petunjuk, saya mengunjungi Ende dan kemudian Makassar, dan menemukan dukun di kedua tempat, yang mengobati sindrom ru’u pota dan koroq.
Berita Terkait
-
Aksi Sadis Residivis Nyamar Dukun Penggada Uang di Pemalang: Bunuh Pasutri Pakai Sianida!
-
Kulit Penis Kering? Kenali 5 Penyebab dan Solusinya
-
Penis Pria Paruh Baya Bengkok dan Memar Usai Berhubungan Seks, Ini Penjelasan Dokter
-
Viral Warga Palembang Tertipu Dukun Uang Gaib hingga Rp110 Juta
-
Brewokan Hingga Gondrong, Aliando Syarief Ungkap Perannya di Film Narik Sukmo
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia