Suara.com - Penyandang disabilitas ternyata belum mendapat hak untuk hidup setara seperti yang lain di Indonesia. Hal ini tampak dari data Bappenas yang menyebut bahwa baru 25 persen penyandang disabilitas yang bisa bekerja baik di sektor formal dan informal.
Dari jumlah tersebut, sekitar 39.9 persen penyandang disabilitas bekerja sebagai petani, 32.1 persen sebagai buruh, 15.1 persen di sektor jasa dan sisanya di perusahaan swasta maupun wiraswasta. Sebenarnya, beberapa perusahaan start up telah mulai memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas seperti Gojek, Thisable Entreprise dan Ojek Difa di Yogyakarta.
Disampaikan Deputi Menteri Bappenas bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Pungky Sumadi, penyerapan kerja penyandang disabilitas yang masih rendah dipicu karena sudut pandang masyarakat mengenai para difabel. Hal ini menjadi PR bagi pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja yang ramah bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas.
"Mereka kerap dianggap tidak mampu mandiri apalagi bekerja selayaknya orang normal. Itu sebabnya mereka kerap dipandang remeh ketika melamar pekerjaan," ujar Pungky dalam Dialog Nasional Sinergi Kelompok Aksi Ketenagakerjaan Inklusif, Selasa (15/8/2018).
Untuk memaksimalkan penyerapan tenaga kerja dari penyandang disabilitas, pemerintah menggandeng pihak swasta yakni Rajawali Foundation dan Transformasi untum melaksanakan proyek Sinergi yang fokus menyasar 400 kaum muda kurang mampu dan penyandang disabilitas di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Demak.
"Salah satu wujud dari program tersebut di antaranya membekali kaum muda kurang mampu secara ekonomi dan rentan yang disesuaikan dengan minat, bakat, serta kebutuhan pasar kerja," ujar Agung Binantoro dari Rajawali Foundation.
Program ini, lanjut dia, mengutamakan kaum muda berusia 18-34 tahun yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan dengan mempertimbangkan perempuan, kesetaraan gender, dan penyandang disabilitas ke dalam pasar tenaga kerja di Indonesia.
"Kami berharap program ini mampu menyasar 200 ribu kaum muda kurang mampu dan penyandang disabilitas di enam provinsi di Indonesia hingga akhir program ini," tandas dia
Baca Juga: Inovatif, Teknologi Ini Dibuat Khusus Penyandang Disabilitas Lho
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online