Suara.com - Merawat anak dengan penyakit kronis meningkatkan risiko depresi bagi pengasuh perempuannya, baik itu perawat, kakak, ataupun ibu.
Sekitar 15 juta anak di Amerika Serikat membutuhkan perawatan kesehatan khusus karena memiliki kondisi kronis seperti cerebral palsy dan cystic fibrosis. Dari total angka tersebut, 72 persen pengasuhnya adalah perempuan.
"Pengasuh perempuan yang merawat anak-anak dengan kondisi kronis seperti cerebral palsy dan cystic fibrosis berisiko tinggi mengalami depresi. Mereka memiliki banyak hal yang harus mereka lakukan, mulai dari merawat anak, memberikan obat dan melakukan kunjungan dokter sekaligus terapi. Mereka stres dan kewalahan oleh perawatan yang dibutuhkan anak-anak ini," kata Lynne Hall, kata studi dari University of Louisville, dikutip dari The Health Site.
Hal inilah yang membuat para peneliti di University of Louisville melakukan penelitian terkait hal tersebut. Dengan kondisi seperti ini, ternyata, pengasuh perempuan yang merawat anak-anak dengan kondisi kronis bisa dibantu dengan terapi perilaku kognitif singkat untuk meningkatkan kesehatan mental mereka.
Menurut mereka, pengasuh perempuan yang merawat anak-anak dengan kondisi kesehatan kronis harus diskrining terkait gejala depresi yang mereka rasakan.
Untuk penelitian ini, 94 pengasuh perempuan dengan tingkat gejala depresi yang tinggi secara acak dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Mereka menerima lima sesi terapi selama 45 menit hingga 60 menit.
Mereka juga diberi pekerjaan rumah yang berpusat pada contoh-contoh distorsi kognitif dengan substitusi positif, logika pemikiran, dan instruksi untuk berlatih relaksasi.
“Banyak dari mereka mengatakan bahwa mereka merasa sangat terisolasi dan tidak ada orang yang mau mendengarkan mereka,” kata Catherine Batscha, seorang praktisi perawat kesehatan jiwa yang memberikan terapi kepada peserta penelitian.
Karena persyaratan perawatan, mereka mengalami kesulitan untuk berkumpul dengan teman-teman mereka, karena kebanyakan tugas ini tidak dapat diberikan para pengasuh umum. Merekalah yang paham tentang peralatan medis atau kondisi kesehatan yang rumit, sehingga mereka terputus dari banyak dukungan sosial.
Tapi melalui terapi yang dilakukan selama lima sesi, para peneliti mendapatkan laporan bahwa peserta penelitian mengalami penurunan gejala depresi, berpikir negatif, dan stres kronis secara signifikan. Tak hanya itu, mereka juga mengalami peningkatan kualitas tidur.
Terapi ini berorientasi untuk tujuan jangka pendek, yang mengambil pendekatan praktis untuk memecahkan masalah dan berfokus pada perubahan pola berpikir, perilaku untuk mengurangi pikiran negatif dan meningkatkan pengakuan kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
Temuan itu dipresentasikan di Council for the Advancement of Nursing Science State of the Science Congress on Nursing Research.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis