Suara.com - Diet bukan sekadar dilakukan untuk menurunkan berat badan. Pakar mengatakan diet sehat merupakan cara untuk mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan bergizi, demi menuju gaya hidup sehat.
Rachel Olsen, pakar nutrisi dari Youvit, mengatakan kunci diet sehat yang sukses harus dimulai sejak dalam pikiran. Jika tujuannya hanya untuk menurunkan berat badan dan tubuh kurus, maka hasilnya tidak akan maksimal.
"Diet itu sebenarnya sebuah komitmen jangka panjang. Kalau kita hanya menanamkan mindset pada diri kita bahwa diet itu cara agar berat badan kita bisa turun dalam waktu singkat, maka 90 persen hasilnya tidak akan permanen," ujar Rachel, dalam siaran pers yang diterima Suara.com, baru-baru ini.
Ia mencontohkan beberapa jenis diet yang kini sedang ramai digandungri masyarakat. Diet mayo contohnya, menitikberatkan pada pembatasan asupan garam dan karbohidrat. Ada juga diet keto yang berfokus pada konsumsi makanan yang tinggi lemak dan rendah karbohidrat, dan diet paleo yang menerapkan pola makan dari sumber alami yang belum diproses.
Rachel mengatakan pola diet yang rumit ini membuat orang merasa terbebani dengan diet yang dilakukan. Secara otomatis, tubuh akan tidak nyaman, dan dalam waktu yang singkat akan menyerah dan tidak melanjutkan dietnya.
"Ada juga yang salah kaprah lho, diet ekstrem dengan tidak makan apa-apa. Kalau seperti ini dietnya sudah pasti tidak sehat dan membahayakan tubuh," lanjut Rachel dalam acara YOUVIT Media & Community Fit Day.
Jadi apa solusi terbaiknya? Rachel menganjurkan setiap orang yang melakukan diet tetap memperhatikan porsi nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh. Program diet yang mengajak untuk mengurangi jenis nutrisi tertentu sebaiknya diabaikan.
Sebabnya, tubuh membutuhkan semua asupan, baik itu karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Tinggal bagaimana kita mengatur porsi makan agar jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Kalau kebutuhan nutrisi harian tubuh tidak terpenuhi dengan benar, resiko untuk terpapar bakteri atau kuman malah makin tinggi lho. Akhirnya kita malah gampang sakit," tutup Rachel.
Baca Juga: Diet Sehat Turunkan Risiko Kematian Penderita Kanker Kolorektal
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!