Suara.com - Penyakit kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian di Indonesia. Hal ini dikatakan pakar terjadi karena masih banyak pasien kanker yang baru berobat saat penyakit sudah parah.
Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Prof. dr. H. Abdul Kadir, PhD, Sp.THT-KL (K) MARS, mengungkapkan tantangan penanganan kanker di Indonesia. Ia mengatakan penanganan kanker menjadi kurang optimal karena banyak pasien yang datang dalam stadium lanjut. Akibatnya peluang kesembuhannya menjadi lebih rendah.
"Salah satu problem penanganan kanker di kita itu masyarakat datang dengan kondisi stadium lanjut. Sekitar 70 persen pasien datang pada stadium 3 dan 4. Itu sebabnya pengobatannya menjadi kompleks dan angka kesembuhan rendah sedangkan peluang kematiannya tinggi," ujar Prof Abdul dalam pembukaan '7th Meeting of Asian Cancer Center Alliance' di Jakarta, Kamis (25/10/2018).
Itu sebabnya kata Prof Abdul, ke depan RS Kanker Dharmais yang menjadi Pusat Kanker Nasional di Indonesia akan lebih menggalakkan upaya deteksi dini pada masyarakat.
Harapannya dengan edukasi seputar pentingnya deteksi dini dapat membantu pasien menemukan gejala kanker lebih awal dan mendapatkan penanganan yang maksimal.
"Kita juga usulkan dengan JKN, pembiayaan (skrining) ditanggung pemerintah sehingga kami harap mereka datang ke fasilitas kesehatan," tambah dia.
Prof Abdul mencatat bahwa prevalensi kanker di Indonesia mencapai empat persen dari seluruh total populasi. Jenis kanker yang paling banyak diidap perempuan adalah kanker payudara yang mencapai 40 persen dan kanker serviks mencapai 14 persen sementara pada laki-laki kanker paru menempati posisi teratas.
Prof Abdul juga mengingatkan agar masyarakat tidak percaya dengan klaim obat tradisional yang dapat menyembuhkan kanker. Pasalnya obat-obatan seperti itu belum dibuktikan secara klinis dapat membunuh sel kanker.
"Jangan percaya dengan obat tradisional yang bisa memperlambat proses pengobatan. Bilamana ada gejala yang mencurigakan harus dipastikan dengan skrining di fasilitas kesehatan," tandas dia.
Baca Juga: RS Kanker Dharmais : Bakal Ada Terapi Kanker Minim Efek Samping
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah