Suara.com - Sebuah studi menemukan bahwa banyak pasien kanker prostat lebih memilih risiko mati ketimbang menjalani operasi lantaran khawatir hasil operasi mengganggu perfoma seks.
Peneliti menyebutkan bahwa sekitar 47 ribu lelaki di Inggris didiagnosis mengidap kanker prostat setiap tahun dengan tingkat keparahan yang sangat bervariasi.
Berdasarkan penelitian, lanjut peneliti, para lelaki pengidap kanker prostat tersebut lebih memilih mengambil risiko mati dini daripada harus melakukan operasi kanker prostat, karena khawatir hasil operasi justru dapat merusak performa seks.
Lelaki dengan kanker prostat lebih bersedia menjalani hidup singkat demi menghindari efek samping operasi dan radioterapi.
Penelitian yang dilakukan melibatkan lebih dari 600 pasien kanker prostat di Inggris. Hasilnya, para pengidap kanker lebih cemas akan kehidupan seks akibat dampak pengobatan dan kemungkinan inkontinensia.
Penelitian yang dipimpin oleh Imperial College London ini menunjukkan lelaki akan senang melanjutkan petualangan hidup tanpa operasi.
Padahal, pengobatan bagi pengidap kanker prostat dengan level ganas tidak boleh ditunda. Namun, karena banyak penderita yang menghindari pengobatan, akibatnya setiap tahun sekitar 11.800 lelaki di Inggris meninggal dunia akibat kanker prostat.
Lain halnya jika kanker di dalam prostat tidak menyebar, maka pengobatannya hanya perlu dengan 'pengawasan aktif' saja. Namun sampai sekarang banyak dokter tidak mau mengambil risiko, dengan asumsi bahwa lelaki ingin meningkatkan peluang bertahan hidup mereka dengan segala cara.
Sekitar 20.000 lelaki per tahun saat ini menjalani perawatan termasuk radioterapi atau operasi yang sebenarnya tidak diperlukan.
Baca Juga: Jaksa Disebut Sudah Ajukan Banding Terkait Vonis Roro Fitria
Sementara itu, pemimpin studi Profesor Hashim Ahmed, yang mempresentasikan temuan pada konferensi National Cancer Research Institute di Glasgow beberapa waktu lalu, mengatakan lelaki dengan kanker prostat level awal harus menjalani pengawasan aktif dengan melakukan pemeriksaan rutin, dan terapi yang lebih invasif, seperti pengangkatan kelenjar prostat atau radioterapi.
Dia menambahkan, lelaki yang menjalani pengobatan memang menderita beberapa efek samping, seperti inkontinensia urin, butuh menggunakan bantalan untuk sehari-hari, kehilangan fungsi ereksi, meskipun sudah dibantu obat seperti Viagra, dan beberapa akan memerlukan perawatan lebih lanjut.
"Kami tahu lelaki ingin hidup lebih lama, tetapi banyak dari mereka depresi pasca pengobatan akibat kualitas hidup dan hubungan pribadi mereka terpengaruh," bebernya tentang bukti ilmiah yang menunjukkan pasien kanker prostat lebih memilih risiko mati ketimbang menjalani operasi, karena takut mengganggu perfoma seks seperti dilansir Dailymail, Selasa (6/11/2018).
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!