Suara.com - Satu dari lima perempuan di Inggris yang telah didiagnosis dengan kanker ovarium, tak bisa menerima pengobatan akibat kondisi kanker yang terlanjur parah. Demikian hasil penelitian terbaru menunjukkan.
Diagnosis yang tertunda untuk kanker ovarium sangat umum terjadi, penyebabnya karena kegagalan untuk mengenali gejala, kurangnya pengetahuan dokter umum tentang kanker ovarium, dan keterlambatan dalam memperoleh tes diagnostik yang tepat.
Itu sebabnya, banyak perempuan penderita kanker ovarium yang baru mencari pengobatan yang tepat ketika kanker mereka sudah terlalu parah untuk diobati.
Pasien yang menerima diagnosis kanker ovarium pada tahap akhir ini mungkin tidak dapat menjalani operasi invasif dan kemoterapi yang diperlukan untuk perawatan.
Oleh karena itu, mereka tidak memiliki pilihan atas perawatan yang mereka terima, dan terpaksa harus menerima perawatan paliatif yang sifatnya hanya mengurangi rasa sakit.
Annwen Jones, kepala eksekutif Target Ovarian Cancer, menekankan pentingnya memastikan bahwa perempuan yang menderita kanker ovarium didiagnosis sedini mungkin.
"Ini adalah berita memilukan bagi perempuan dan keluarga mereka yang telah berjuang untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, namun kemudian menghadapi penundaan perawatan," katanya seperti dilansir dari The Independent.
Andy Nordin, konsultan ahli kanker ginekologi di East Kent Gynaecological Centre dan presiden British Gynaecological Cancer Society, menjelaskan bahwa keterlambatan diagnosis kanker ovarium adalah masalah yang sudah lama ada.
Meski kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal, tapi ada baiknya mewaspadai keanehan sekecil apapun yang terjadi pada tubuh Anda, seperti konstipasi atau gejala pada iritasi usus yang berlangsung dalam waktu lama. Beberapa gejala lain yang juga bisa diwaspadai adalah perut yang selalu terasa kembung, pembengkakan pada perut, cepat kenyang, penurunan berat badan, dan perubahan pada kebiasaan buang air besar, misalnya konstipasi.
Baca Juga: Mau ke Puncak Bogor Hari Ini, Siaplah Berdesakan dengan 12.274 Kendaraan
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?