Suara.com - Donor darah telah lama digunakan sebagai praktik kesehatan. Namun baru-baru ini, sebuah startup ingin menggunakan prosedur medis tersebut untuk memerangi penuaan dengan menyuntikkan darah manusia muda kepada orang yang sudah tua.
Metode tersebut dikenal dengan istilah Ambrosia, yang diambil dari istilah makanan mitologis para dewa Yunani Kuno. Ambrosia digambarkan sebagai ramuan panjang umur dan dapat memberikan keabadian, serta menjaga penampilan dewa-dewi Yunani tetap awet muda.
Dilansir Oddity Central, prosesi donor darah Ambrosia dilakukan selama dua jam, di mana seorang yang sudah tua akan diberi infus dua liter darah dari donor yang masih berusia 16 sampai 25 tahun.
Menurut pendiri Ambrosia, Jesse Karmazin, hasil dari metode tersebut bisa membuat seseorang awet muda laiknya 'operasi plastik dari dalam'.
Dan meski Ambrosia telah menjalankan studi medis beberapa tahun lalu dan telah ditutup pada Januari 2018 silam, Jesse belum juga mengumumkan hasil penelitiannya kepada publik.
Itulah yang membuat perawatan Ambrosia sangat kontroversial di mata banyak ahli kesehatan karena tidak ada bukti kuat akan kemanjurannya.
"Tidak ada bukti klinis (bahwa perawatan ini akan bermanfaat), dan Anda pada dasarnya menyalahgunakan kepercayaan orang-orang," kata ilmuwan saraf di Universitas Stanford, Tony Wyss-Coray kepada Science Magazine.
Praktik Ambrosia juga telah mendapatkan banyak perhatian di media selama dua tahun terakhir. Musim gugur lalu, Jesse Karamazin mengumumkan bahwa ia akan membuka klinik Ambrosia di New York, Amerika Serikat.
Banyak juga ahli kesehatan yang menyatakan bahwa mereka skeptis tentang kemanjuran Ambrosia dan memperingatkan efek samping yang berbahaya.
Baca Juga: Pencarian Korban Longsor Sukabumi Terkendala Cuaca
"Sudah dikenal luas dalam komunitas medis dan ini juga alasan kami tidak sering melakukan transfusi darah, bahwa pada 50% pasien ada efek samping yang sangat buruk. Anda diresapi dengan darah orang lain dan itu tidak cocok," tambah seorang peneliti di University of California di Berkeley, Michael Conboy.
Berita Terkait
-
Penting, Penjelasan Dokter Soal Alat yang Digunakan Saat Cuci Darah
-
Awalnya Bercanda, Parsilan Kesal Bacok Kepala Muji Pakai Sabit di Warkop
-
Siapa yang Ucapin Ultah ke Jared Leto? Nih Doi Kasih Foto Hotnya Buatmu
-
Mick Doohan: Dovizioso Tak Selevel Marc Marquez
-
Jangan Percaya, 4 Mitos Soal Donor Darah Ini Sudah ketinggalan Zaman
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya