Suara.com - Hamil di Luar Nikah Jadi Penyebab Utama Perkawinan Anak
Perkawinan anak di bawah 18 tahun masih lazim terjadi di daerah pedesaan. Penelitian mengungkap penyebab utama perkawinan anak adalah kehamilan yang tak diinginkan, alias hamil di luar nikah.
Penelitian yang dilakukan oleh Yasasan Kesehatan Perempuan pada 2009 menunjukkan bahwa ada 690.000 kasus perkawinan anak di bawah usia 18 tahun.
Tak hanya itu, perkawinan anak seringkali berujung pada persalinan di usia muda karena tak sedikit yang langsung memiliki anak segera setelah perkawinan. Bahkan, Indonesia masih memiliki angka yang cukup tinggi terkait hal ini, yaitu 48 per 1.000 perempuan di tahun 2010.
"Berdasarkan penelitian kita, beberapa kota di Jawa Timur, seperti Ponorogo, Bojonegoro, Blitar dan Sampang, kebanyakan pernikahan anak itu bukan cuma sekedar dinikahkan saja supaya orangtuanya lepas dari tanggung jawab, tapi justru karena kehamilan yang tidak diinginkan. Dinikahkan untuk menutupi aib. Jadi banyak, saat di pelaminan mereka perutnya sudah besar," ungkap Herna Lestari, Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan pada Suara.com, Selasa (12/2/2019) di Jakarta.
Herna melanjutkan, sebenarnya hal tersebut bukanlah solusi. Sebabnya, persalinan di usia muda dapat membahayakan ibu dan bayinya.
Saat persalinan ditunda, maka kesehatan ibu dan bayi tentu menjadi lebih baik. Belum lagi, lanjut Herna, perkawinan sering dianggap sebagai yang memudahkan.
Padahal, ketika sudah menikah, mereka akan mengalami banyak permasalahan lainnya. Salah satunya tanggung jawab yang belum siap untuk mereka pikul.
Mulai dari sulitnya membesarkan anak, keinginan untuk bebas bermain yang harus dibatasi, termasuk urusan ekonomi, karena pada usia tersebut, mereka akan sulit mencari pekerjaan.
Baca Juga: Diretas, Akun Jaksa Dipakai Peras Wartawan Lewat Modus Rekening Diblokir
Pentingnya Pendidikan Kesehatan Seksual dan Reproduksi pada Remaja
Hal inilah yang menurut Herna, membuat pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi sangat penting dilakukan di kalangan remaja. Apalagi, permasalahan yang terjadi pada remaja terkait hal tersebut adalah karena kurangnya akses informasi yang benar dan dapat dipercaya.
Mereka hanya mengetahui bagian luarnya, dengan mitos-mitos yang seringkali menyertai. Hingga akhirnya mereka terjebak dengan kehamilan yang tidak diinginkan karena mereka tidak memahami dampaknya.
"Remaja itu kan seperti bola basket, semkain ditekan akan semakin melambung. Tidak bisa mereka dilarang, jangan. Jadi bagaimana caranya? Mereka kita ajak berpikir bersama-sama. Buat mereka menyadari tubuhnya sendiri. Tau bagaimana melindungi tubuhnya sendiri. Kamu mau pilih yang mana, kalau kamu melakukan ini, dapetnya akan seperti ini," jelas Herna lebih lanjut.
Pendidikan ini dilakukan untuk memberikan wawasan kepada remaja tentang berbagai isu kesehatan seksual dan reproduksi, yang mencakup kehamilan tidak diinginkan, aborsi tidak aman, infeksi menular seksual, termasuk HIV & AIDS sehingga dapat mendorong perkawinan dan kelahiran pada remaja.
Itulah pentingnya pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja, untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan perkawinan anak.
Berita Terkait
-
Kadek Pratita Citta Dewi: Mesti Bagi Waktu Srikandi Cup dan Kuliah
-
Termometer Dikira Testpack, Obrolan Pasangan Remaja Ini Viral di Internet
-
Heboh Pernikahan Anak 11 Tahun di Malaysia, Korban dari Rohingya
-
Gubuk PAUD SAAJA, Potret Pendidikan Belum Merata di Jakarta
-
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Esa Unggul Gandeng Universitas di China
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah