Suara.com - Pendidikan seks dan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi terhadap remaja adalah hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini terkait dengan angka kehamilan tidak diinginkan, kematian ibu karena aborsi tidak aman, serta infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDS.
Namun sayangnya, menurut Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan, Herna Lestari, akses terhadap pendidikan seks dan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi terhadap remaja masih sulit di Indonesia.
Walaupun pemerintah Indonesia sudah mengimplementasikan hal tersebut dalam berbagai program, seperti Kesehatan Reproduksi Remaja (KKR) atau Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang sudah dijalankan oleh puskesmas sejak 2003 silam, kenyataannya perempuan usia 15-19 tahun masih menghadapi banyak masalah dalam mengakses pelayanan ini dibandingkan perempuan yang lebih dewasa.
"Biasanya memang masih terhalang dengan nilai-nilai budaya dan pemahaman agama. Adanya stigma dari lingkungan. Hal ini juga masih dianggap hal yang tabu di Indonesia, di mana perempuan yang tidak menikah, belum pantas mencari pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi," ungkap dia.
Belum lagi, kata Herna, informasi tentang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana hanya tersedia untuk pasangan yang sudah menikah, karena itulah pengetahuan remaja tentang program kontrasepsi masih sangat rendah.
Biasanya, program KKR untuk perempuan yang belum menikah berusia 10-24 tahun hanya ditekankan pada isu-isu moral dan promosi abstinen (tidak berhubungan seks).
Karena itu, kata Herna, selama remaja dan perempuan belum menikah masih memiliki keterbatasan untuk mendapatkan akses pelayanan ini, menjadikan mereka berada dalam posisi yang riskan mengalami kehamilan tidak diinginkan, tertular infeksi menular, hingga melakukan aborsi yang tidak aman yang menyebabkan kesakitan dan kematian.
"Banyak pula yang mengalami bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Seperti kalau sudah hamil, seringkali yang dipaksa berhenti atau dikeluarkan dari sekolah itu perempuannya. Yang dipandang nakal itu perempuannya," tutup dia.
Baca Juga: Cukup 4 Hari Heboh @Alpantuni Instagram Tokoh Muslim Gay, Sampai Diblokir
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
Terkini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit
-
Hasil Penelitian: Nutrisi Tepat Sejak Dini Bisa Pangkas Biaya Rumah Sakit Hingga 4 Kali Lipat
-
Cegah Bau Mulut akibat Celah Gigi Palsu, Ini Penjelasan Studi dan Solusi untuk Pengguna
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek