Suara.com - Menyusui Sambil Berbaring Bisa Bikin Bayi Congekan?
Moms, ketika sedang menyusui buah hati, hindari dalam kondisi berbaring. Pasalnya posisi menyusui sambil berbaring dapat meningkatkan risiko bayi terkena congekan atau dalam bahasa medis disebut otitis media akut (OMA).
Disampaikan dr Hably Warganegara, Sp. THT-KL, Dokter Spesialis THT, Bedah Kepala dan Leher RSPI Bintaro Jaya, ketika berbaring maka ASI yang disedot bayi bisa masuk ke saluran eustachius. Saluran ini, lanjut dia, merupakan penghubung telinga bagian tengah dengan rongga di belakang hidung dan tenggorokan bagian atas.
"Bayi dengan posisi tidur telentang pada saat menyusu juga sering menyebabkan congekan karena masuknya air susu ke dalam saluran tuba eustachius ke telinga tengah," ujar dr Hably dalam temu media di Jakarta, baru-baru ini.
Meski demikian dr Hably mengatakan posisi berbaring merupakan posisi ternyaman bagi para ibu untuk menyusui anaknya. Jika memang lebih nyaman dalam posisi ini pastikan naikkan sedikit kepala anak sehingga menghindari ASI masuk ke dalam saluran eustachius.
Selain posisi menyusui, batuk dan pilek yang dialami anak juga dapat meningkatkan risiko terjadinya otitis media akut (OMA). Batuk dan pilek mendorong kuman atau virus masuk ke telinga tengah lewat saluran eustachius.
"Saat batuk pilek, saluran eustachius mengalami penyempitan, lalu terjadi peradangan, dan lama-lama cairan ingin keluar dan mendorong gendang telinga. Ketika gendang telinga lubang maka cairan didalamnya akan keluar," imbuh dia.
Tergolong penyakit infeksi, kondisi gangguan pendengaran akibat congekan bisa diatasi dengan pemberian obat tetes telinga. Hal ini dimaksudkan agar infeksi telinga mereda dan gendang telinga yang berlubang dapat menutup sendiri.
"Pengobatan congek harus tuntas, karena bisa menjadi kronis dan berujung pada kerusakan organ pendengaran meluas dan semakin parah. Jika terjadi pada anak yang sedang belajar bicara dapat mengganggu proses perkembangan bicara dan bahasa," tandas dia.
Baca Juga: Kesal Dituduh Curi Cabai, Dahyul Digorok Rekannya di Kebun Sawit
Tag
Berita Terkait
-
Gara-Gara Implan Payudara, Perempuan Keracunan hingga Sulit Menyusui
-
Bayi di Tokyo Lahir dengan Bobot 9 Ons, Cuma Sebesar Kepalan Tangan!
-
Gara-gara Rewel, Bayi Siti Diinjak-injak Berondongnya sampai Tewas
-
Dibuang Saat Bayi, Lelaki Cari Orang Tuanya Saat Dewasa Lewat Tes DNA
-
Lahir dengan Malformasi Vena, Bayi Ini Miliki Bibir yang Besar
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah