Suara.com - Perlukah Khawatir Anak-anak Sering Kena Pilek dan Batuk?
Anak-anak usia awal sekolah dasar bisa terkena lima hingga tujuh kali infeksi saluran pernapasan atas (pilek, pilek, batuk) yang disebabkan oleh virus umum setiap tahunnya.
Mengutip Mother.ly, Infeksi ini paling sering terjadi antara bulan September dan Mei.
Dengan demikian, infeksi terjadi pada anak-anak normal dan sehat dengan sistem kekebalan tubuh normal rata-rata setiap bulan atau setiap bulan dalam setahun.
Tapi perlu diingat, itu bukan kesalahan orangtua, pusat penitipan anak atau sekolah. Itu juga bukan karena diet atau pola tidur mereka yang tidak baik atau apakah karena mereka berjalan melalui genangan air dengan kaki telanjang.
Bagaimanapun, infeksi ini adalah bagian normal untuk menumbuhkan kekebalan tubuh seseorang dan kita, sebagai orang orangtua, kena infeksi memang jauh lebih sedikit daripada anak-anak, karena fungsi kekebalan tubuh orang deasa cukup kuat dan mapan.
Meskipun sebagian besar dari infeksi virus ini adalah penyakit ringan yang tidak mengancam jiwa yang menyebabkan gejala yang membuat Anda sengsara.
Karenanya, ada hal yang harus diperhatikan jika anak Anda mengalami demam, gangguan pernapasan, atau merasa tidak nyaman untuk mengikuti kegiatan sekolah atau berkegiatan di tempat penitipan pada siang hari.
Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah merencanakan hal ini akan terjadi, karena cepat atau lambat pasti akan terjadi. Anda tak perlu terburu-buru membawanya ke dokter.
Baca Juga: Sebelum KRL Anjlok, Warga Lihat Kabel Menjuntai di Perlintasan Kebon Pedes
Tapi, jika pilek terjadi selama seminggu hingga 10 hari, peningkatan suhu tubuh atau demam yang tiba-tiba, sulit bernapas, timbulnya muntah, meningkatnya ketidaknyamanan atau rasa sakit, atau gejala baru lainnya, segera kunjungi dokter. Mungkin diperlukan antibiotik untuk mengobati apa yang mungkin merupakan infeksi bakteri sekunder.
Anda juga bisa melakukan vaksin, karena ini bisa sangat mengurangi jumlah infeksi bakteri sekunder ini. Tapi masih ada bakteri atau kuman yang tidak terwakili dalam vaksin yang dimiliki dan rekomendasikan.
Yang harus Anda ingat adalah, hal ini normal. Ketika anak-anak Anda bertambah besar, sistem kekebalan tubuh mereka menjadi lebih berkembang dan mereka perlahan-lahan akan lebih kuat. Mereka akan mmiliki penyakit virus yang lebih sedikit. Kita semua hidup melalui ini dan si kecil juga bakal demikian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia