"Saya tidak tahu harus berkata apa untuk membuka percakapan dengan profesional kesehatan. Pada hari berikutnya dia datang ke rumah saya, itu adalah salah satu hari terburuk dalam perjalanan keibuan saya," ungkap dia.
Hannah duduk dan mengakui segalanya, sambil berteriak dan menangis ketakutan. Dia merasa bahwa Finley akan meninggal berulang kali. Profesional kesehatan terus berusaha meyakinkannya bahwa anak laki-lakinya sehat yang baik-baik saja.
"Dia memberi saya banyak nasihat, termasuk menemui dokter umum untuk pengobatan dan terapi perilaku kognitif (CBT). Saya bersikukuh bahwa saya tidak menginginkan obat, walaupun melihat ke belakang dengan kepala yang jernih, saya pikir itu akan membantu," ujar dia.
Dengan menggunakan teknik CBT dan mulai terbuka dengan kondisinya, Hannah akhirnya mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Dia mulai bisa mengendalikan rasa takutnya. Itu sebabnya mengapa para profesional kesehatan mental terys berbicara untuk memberikan dan mendapatkan dukungan untuk ibu baru.
"Jika gejala Anda mengganggu kehidupan sehari-hari Anda atau selama lebih dari beberapa minggu, penting untuk mencari bantuan sesegera mungkin," kata Rachel Boyd, Kepala Konten Informasi di Mind.
Berbicaralah dengan dokter, teman atau anggota keluarga Anda sehingga Anda tidak sendirian dan bisa mendapatkan bantuan dan dukungan yang tepat.
Dokter mungkin dapat menyarankan komunitas atau kelompok pendukung untuk ibu baru sehingga Anda dapat mendiskusikan perasaan Anda dengan orang lain. Mereka mungkin juga menawarkan Anda konseling, atau dalam beberapa kasus, pengobatan.
Teknik perawatan diri dan perubahan gaya hidup secara umum juga dapat membantu mengelola gejala dari banyak masalah kesehatan mental. Berolahraga, keluar rumah, diet sehat, dan tidur nyenyak semuanya terbukti bermanfaat dalam mengatasi kecemasan.
"Ini juga bisa sangat membantu untuk membuat teman dan keluarga tahu bagaimana perasaan Anda, dan menerima tawaran bantuan apa pun," tutup Rachel.
Baca Juga: Jamin Rahasiakan Identitas, RSUD Ini Tampung Caleg Depresi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru