Suara.com - Penyakit Kawasaki mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Penyakit ini dikenal sejak 1967 saat Tomisaku Kawasaki menemukan sekumpulan gejala yang disebut sebagai Mucocutamus Lymphnode Syndrome.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Jantung di Omni Hospitals, Najib Advani, yang ahli menangani Penyakit Kawasaki di Indonesia mengungkap bahwa penyakit ini merupakan penyakit jantung bawaan yang sering dijumpai di negara maju, seperti Jepang dan Korea.
Di Jepang, kata dia, sudah ada 200.000 kasus yang terjadi dengan 50-100 kasus pertahun per 100.000 anak balita. Sedangkan di Indonesia, diperkirakan angka kejadian Penyakit Kawasaki 5000 kasus per tahun, dan yang terdiagnosis baru 150 – 200 kaws per tahun.
"Populasi Indonesia 220 juta, di mana 11 persennya balita atau 24,2 juta. Perkiraan kasus atas dasar perhitungan, 5.000 anak kena kawasaki tiap tahun dan 20 persennya mengalami kerusakan koroner atau 1.000 per tahun,” jelas Najib dalam talkshow 'Mengenal Penyakit Kawasaki' bersama OMNI Hospitals Alam Sutera, Tangerang Selatan, Sabtu (27/4/2019).
Sementara untuk perbandingan pasien antara anak laki-laki dan perempuan yakni 1,5 : 1. Kasus penyakit ini banyak dialami pasien usia di bawah 4 tahun (80 persen). Kasus ini jarang terjadi pada anak usia di bawah 3 bulan atau di atas 8 tahun.
Melihat banyaknya penyakit kawasaki yang belum terdiagnosis, penting bagi orangtua untuk mengenali gejala penyakit ini. Sebab jika tidak ditangani dengan benar, penderita Penyakit Kawasaki dapat mengalami kerusakan jantung permanen.
"Tiga gejala utama yang harus membuat orangtua membawa anak mereka segera datang berkonsultasi dengan dokter, yaitu demam beberapa hari, mata yang merah tanpa belekan dan bibir yang merah pecah-pecah. Tiga itu saja. Kuncinya itu," jelas Najib.
Penanganannya Kawasaki, lanjutnya, tergantung kondisi masing-masing anak. Terpenting, kata Najib, segera konsultasi gejala dengan dokter yang memang sudah ahli dan berpengalaman menangani Kawasaki, salah satunya Kawasaki Center OMNI Hospitals, yang merupakan pusat rujukan untuk kasus penyakit kawasaki.
Baca Juga: Makan Daging Ayam yang Ada Bercak Merah, Awas 4 Penyakit Ini Mengintai!
Dipimpin oleh dr. Najib yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam menangani Penyakit Kawasaki, mulai dari penegakan diagnosis sampai pengobatan yang tepat, Kawasaki Center OMNI Hospital didukung oleh fasilitas dan tenaga medis yang berpengalaman dalam menangani penyakit kawasaki.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak