Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memprediksi bahwa pada 2020 mendatang jaringan internet generasi kelima atau 5G akan mulai diterapkan. Di beberapa negara, jaringan 5G sudah diterapkan dan beberapa gadget bahkan telah mengantongi chipset untuk mendukung konektivitas 5G
Namun dilansir dari laman Medical Daily, kritikus kesehatan dari University of California, Los Angeles, mengatakan bahwa hadirnya jaringan internet 5G dapat menimbulkan risiko kesehatan. Dengan masuknya jaringan ini di seluruh dunia, Dr. Leeka Kheifets, PhD, seorang profesor epidemiologi di UCLA, mengatakan bukan tidak mungkin akan membawa risiko kesehatan terkait paparan radiasi elektromagnetik yang berlebihan.
Dr. Kheifets mengakui banyak penelitian yang perlu dilakukan sebelum mereka dapat mengatakan bahwa radiasi ponsel menyebabkan kanker. Tetapi pertanyaan yang mereka ajukan adalah, haruskah manusia menjadi kelinci percobaan?
"Saya memang belum menemukan bukti pasti bahwa ada risiko kesehatan, tetapi juga bukan tidak mungkin jaringan 5G ini menimbulkan risiko kesehatan," kata Dr. Kheifets.
Sebuah studi 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Health Physics menemukan bahwa ledakan transfer data yang sangat cepat pada suatu perangkat sebagai akibat dari teknologi 5G dapat menyebabkan jaringan kulit terbakar.
Studi ilmiah lain yang diterbitkan pada 2018 menunjukkan gelombang milimeter frekuensi tinggi (MMW) dari jaringan internet 5G telah dikaitkan dengan implikasi kesehatan yang signifikan. Bukti menunjukkan bahwa MMW meningkatkan suhu kulit, mengubah ekspresi gen, dan mendorong proliferasi sel dan sintesis protein yang terkait dengan stres oksidatif.
Benar atau tidaknya dugaan jaringan 5G dapat berdampak pada kesehatan, semoga saja para peneliti dapat segera menemukan solusinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?