Suara.com - Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa tidur dengan lampu atau TV menyala bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Dilansir dari daily mail, mereka yang terpapar cahaya buatan dalam bentuk apapun di malam hari, lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan. Hal ini didasarkan pada studi yang dilakukan para peneliti.
Studi ini diikuti oleh wanita yang selama lima tahun membiarkan lampunya tetap menyala saat tidur. Mereka melaporkan kenaikan berat badan 5 kg.
Para peneliti pun percaya hal ini membuat tidur terganggu dan pada akhirnya berdampak pada keseimbangan hormon. Lalu membuat orang mencari makanan. Menurut ahli temuan ini pun semakin menambah bukti bahwa menyalakan lampu saat tidur memiliki dampak bagi kesehatan.
Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Environmental Health Sciences, North Carolina ini melibatkan 44.000 wanita yang terdaftar dalam kelompok Sister Study. Mereka dilaporkan tidak memiliki riwayat penyakit kanker, kardiovaskular, bukan pekerja shift, dan tidak hamil.
Para wanita yang berusia antara 35-74 tahun tersebut melaporkan jumlah paparan cahaya buatan pada malam hari.
Temuan yang dipublikasikan dalam Jama International Medicine itu mengungkapkan, dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar cahaya buatan, wanita yang tidur dengan lampu atau TV menyala 22 persen lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan dan 33 persen lebih mungkin mengalami obesitas.
Penulis juga mengungkapkan, kurang tidur pun bisa mengubah hormon yang mengatur nafsu makan. Tidur yang lebih singkat berarti memiliki lebih banyak waktu terjaga dan waktu untuk makan.
Dr Yong-Moon Mark Park, ketua peneliti juga menunjukkan bahwa paparan cahaya buatan di malam hari juga mencerminkan perilaku yang tidak sehat, seperti pola makan tidak sehat, gaya hidup, stres, dan kerugian sosial ekonomi. Menurutnya mengurangi cahaya buatan di malam hari bisa mencegah obesitas.
Baca Juga: Studi: Tidur yang Baik Kurangi Keinginan Konsumsi Makanan Manis dan Asin
Sementara itu, Profesor Malcolm von Schantz, dari University of Surrey mengungkapkan temuan itu masuk akal secara biologis. "Kita tahu bahwa cahaya pada malam hari memengaruhi jam tubuh. Kita tahu dari penelitian eksperimental bahwa cahaya pada malam hari bisa memengaruhi metabolisme kita dengan cara yang konsisten meningkatkan risiko sindrom metabolik," ungkapnya.
Hal baru dalam makalah tersebut adalah studi longitudinal yang membandingkan berat individu pada awal dan lima tahun kemudian.
"Temuan baru ini tidak akan mengubah saran untuk menjaga tidur yang baik, menghindari gangguan cahaya dan elektronik di kamar tidur, tetapi mereka menambah kekuatan lebih lanjut untuk kasus ini," lanjutnya.
Dr Michelle Miller, profesor kedokteran biokimia, University of Warwick turut berkomentar terhadap penelitian tersebut. "Para penulis telah menyesuaikan untuk banyak pembaur potensial termasuk durasi tidur yang dalam penelitian ini dan sebelumnya secara prospektif dikaitkan dengan peningkatan obesitas, terutama pada anak-anak," katanya.
Para ahli pun mengatakan, penelitian ini bisa lebih kuat jika para peserta memakai instrumen yang melacak aktivitas mereka dan paparan cahaya, daripada mengandalkan laporan diri.
"Namun temuan ini konsisten dengan saran saat ini bahwa lingkungan tidur harus gelap," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak