Suara.com - Masalah Psikologis Ditangani dengan Terapi Online, Efektifkah?
Teknologi membuat semua pertemuan tatap muka bisa dilakukan secara online, misalnya saja interview pekerjaan, hingga konsultasi ke dokter.
Bahkan, kini terapi psikologis pun bisa dilakukan secara online. Ya, Anda hanya tinggal sekali ‘klik’ dan langsung terhubung dengan situs terapi online dari para ahli kesehatan mental.
Memang sih, terapi lewat dunia maya ini lebih praktis tanpa harus repot-repot keluar rumah. Namun, seberapa efektif terapi online dalam mengatasi masalah psikologis? Cari tahu jawabannya lewat ulasan berikut ini dilansir Hello Sehat.
Terapi online, yang juga dikenal sebagai e-therapy, e-counseling, telepsychology, atau cyber-counseling, adalah sebuah metode terapi yang menghubungkan antara konselor dengan pasiennya melalui dunia maya. Di sini, konselor hanya bisa memberikan dukungan psikologis melalui internet, baik lewat aplikasi pesan instan, email, atau video call.
Terkadang, terapi online masih dipandang sebelah mata oleh sejumlah ahli kesehatan mental di dunia. Padahal, menurut studi yang diterbitkan pada World Journal of Psychiatry, pasien yang menerima layanan kesehatan mental melalui video call mengalami perubahan psikologis yang lebih baik daripada sebelumnya, seperti dilansir dari Very Well.
Berbagai manfaat terapi online yang bisa didapatkan adalah sebagai berikut.
1. Akses mudah bagi daerah terpencil
Tidak semua daerah memiliki akses pelayanan kesehatan mental yang memadai. Nah, disinilah peran terapi online yang dapat memudahkan para penderita gangguan mental di daerah terpencil untuk mendapatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhannya – tanpa harus repot pergi ke luar kota.
Baca Juga: Tergoda Sebarkan Foto Aksi Teror Bom Kertasura? Ini Dampak Psikologisnya
2. Informasi lebih mudah diakses
Saat mengakses internet, orang akan menemukan semua informasi yang dibutuhkan dengan mudah, termasuk seluk-beluk informasi tentang kesehatan mental. Terkadang, penderita gangguan mental cenderung merasa tidak nyaman untuk membicarakan masalahnya kepada teman atau keluarga. Pada akhirnya, mereka mencari informasi dan pertolongan lewat terapi online yang tersedia untuk mengatasi masalah psikologisnya.
3. Memudahkan penyandang disabilitas
Penyandang disabilitas memiliki tantangan dan tingkat stres yang lebih tinggi sehingga lebih memungkinkan untuk depresi. Pasalnya, mereka cenderung mengalami pergerakan yang terbatas, lingkungan sosial yang tidak mendukung, dan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Akibatnya, mereka menjadi tidak percaya diri untuk sekadar keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.
Nah, kehadiran terapi online ini bisa menjadi angin segar bagi para penyandang disabilitas. Mereka tetap bisa mendapatkan konseling psikologis tanpa perlu repot-repot keluar rumah atau memikirkan pandangan orang lain terhadapnya.
Namun terapi online tidak bisa menggantikan terapi tatap muka.
Pada dasarnya, terapi online tidak bisa dianggap sebagai psikoterapi andalan yang dapat menggantikan terapi tradisional atau tatap muka. Dengan bertatap muka, konselor dapat lebih mudah mendiagnosis masalah kesehatan mental yang dialami oleh pasien.
Konselor dapat melihat ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan suara pasien untuk mempermudah penentuan diagnosis. Pasalnya, hal-hal tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perasaan, pikiran, suasana hati, dan perilaku pasien terhadap konselor.
Walau demikian, terapi secara online tetap boleh dilakukan untuk membantu menyelesaikan masalah kehidupan, pekerjaan, maupun percintaan yang berdampak buruk pada kondisi psikologis seseorang. Bisa saja pasien tidak memiliki waktu untuk menemui konselor secara langsung, namun membutuhkan solusi secepatnya agar tidak memperparah gangguan psikologis yang dirasakan.
Jadi sebagai tahap awal, tentu terapi online bisa dipilih untuk penyembuhan masalah psikologis, namun tetap terapi tatap muka harus dilakukan untuk penyembuhan maksimal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!