Suara.com - Mengirup lem, merupakan salah satu bentuk alternatif murah dan mudah yang biasa dilakukan orang-orang untuk merasakan sensasi 'melayang'. Umumnya mereka menggunakan ini sebagai pengganti narkoba, yang mana lebih mahal serta sulit mendapatkannya.
Praktik mengirup lem seperti ini disebut dengan inhalansia. Dan menurut National Center for Health Research, Amerika, inhalansia sudah menjadi hobi populer bagi remaja.
Sayangnya, benda yang termasuk dalam inhalan tidak terbatas pada lem saja. Namun ada semprotan aerosol, pembersih, bahkan cat kuku.
Dalam laporan 2015 oleh Penyalahgunaan Zat dan Administrasi Layanan Kesehatan Mental (SAMSHA), sebanyak 1,8 juta orang Amerika berusia 12 tahun ke atas menggunakan inhalansia untuk mendapatkan tinggi pada tahun itu. Sekitar 38% dari mereka (684.000) adalah remaja berusia antara 12 dan 17 tahun.
Padahal inhalansia ini sangat berbahaya. Bisa menyebabkan kerusakan otak dan sesak napas. Penyalahgunaan yang teratur bahkan dapat menyebabkan kerusakan jantung, paru-paru, ginjal, dan hati.
Jika seseorang menggunakan terlalu banyak obat inhalasi, seperti lem, dan mendapat reaksi dari toksin yang mengakibatkan gejala serius atau kematian.
Seperti yang terjadi pada remaja 14 tahun asal Malaysia yang meninggal akibat overdosis inhalasi lem. Ia ditemukan meninggal pada Senin (17/6/2019) dalam keadaan masih mengirup lem pelarut.
Gejala dari overdosis mengirup inhalan ini, termasuk kejang dan koma. Menghirup produk-produk ini dapat menyebabkan jantung berhenti dalam beberapa menit, yang dikenal sebagai 'kematian mengendus tiba-tiba'. Bahkan kondisi ini dapat terjadi pada percobaan pertama.
Karena overdosis inhalan dapat menyebabkan kejang atau menyebabkan jantung berhenti, penanggap pertama dan dokter ruang gawat darurat mencoba untuk mengobati overdosis dengan mengobati kondisi ini.
Baca Juga: Remaja 14 Tahun Tewas Akibat Overdosis Hirup Lem, Apa Risiko Kesehatannya?
Berita Terkait
-
Minta Bekingan LPSK, Keluarga Arya Daru Kini Diteror Kiriman Aneh Termasuk Bunga Kamboja!
-
Aktivis Vian Ruma dan Ironi Suara Rakyat yang Dihilangkan
-
Kasus Ojol Tewas di Makassar: Yusril Beri Ultimatum Polda Sulsel, Ada Apa?
-
Kasus Prada Lucy dan Diplomat Arya Daru, Connie: Kenapa Selalu Dibumbui Narasi Hubungan Menyimpang?
-
Berkas Kasus Kematian Affan Dilimpahkan ke Bareskrim, Komnas HAM Yakin Ada Dugaan Tindak Pidana
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!