Suara.com - Kanker payudara menduduki peringkat teratas untuk kanker yang paling banyak diidap wanita Indonesia, setelahnya kanker serviks, berdasarkan data dari Kemenkes pada 31 Januari 2019.
Angka kejadian untuk perempuan yang menderita kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.
Kanker payudara memang menjadi momok tersendiri. Lalu bagimana jika menderita payudara saat harus menyusui Si Kecil?
Studi menunjukkan, menyusu walau sekalipun dapat mengurangi risiko kanker payudara pada wanita hingga 30%. Ini bahkan telah ditunjukkan pada wanita dengan mutasi BRCA1, yang meningkatkan risiko kanker payudara.
Mendiagnosis kanker payudara selama kehamilan atau saat ibu menyusui mungkin sulit. Sehingga ini akan menunda diagnosis, menurut Cancer Center.
Gejala kanker payudara mirip dengan yang mungkin disebabkan oleh menyusui atau jaringan payudara yang meradang, termasuk massa, nyeri, puting susu dan kemerahan.
Ibu menyusui lebih mungkin mendapatkan hasil positif palsu atau tidak meyakinkan pada mammogram atau USG. Sebab didiagnosis menderita kanker payudara selama kehamilan dan menyusui dapat mempersulit perawatan.
Wanita yang baru hamil memiliki risiko sedikit lebih tinggi daripada populasi umum yang terkena kanker payudara selama 10 tahun ke depan, kemungkinan karena perubahan hormon yang terlibat.
Beberapa jenis perawatan kanker payudara mungkin diberikan dengan aman selama kehamilan, termasuk jenis kemoterapi tertentu , tetapi yang lain seperti operasi atau terapi radiasi mungkin harus ditunda.
Baca Juga: Ratna Galih Belajar Menyusui 2 Bayinya Sekaligus, Perhatikan 3 Hal Ini
Namun, kemoterapi, terapi hormon dan anestesi yang dijalani si ibu kemungkinan besar juga berpengaruh terhadap si bayi melalui ASI. Oleh karena itu dokter akan merekomensaiskan untuk tidak menyusui selama perawatan.
Perawatan dapat menurunkan suplai ASI ke payudara yang terkena, tetapi payudara yang berlawanan harus tetap dapat memproduksi ASI.
Di sisi lain, berhenti menyusui juga akan mengurangi aliran darah ke payudara, membuatnya lebih kecil, lebih mudah untuk diperiksa dan lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi.
Kemoterapi tertentu dapat merusak kesuburan, tetapi banyak wanita dapat hamil setelah perawatan kanker payudara, bahkan jika mereka telah menerima kemoterapi, radiasi dan terapi hormon.
Berita Terkait
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
Perjuangan Nunung Lawan Kanker Belum Usai, Ada Obat yang Wajib Diminum Seumur Hidup
-
Banting Setir, Nunung Srimulat Kini Jadi Juragan Restoran: Rezekinya Dikasih Allah Lewat Sini
-
Gelombang Cinta Mengalir, Asrilia dan Musisi Istimewa Kumpulkan Rp85 Juta untuk Pejuang Kanker
-
7 Rekomendasi Skincare untuk Busui, Ada Anti Aging dan Mencerahkan Kulit
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban