Suara.com - Seorang wanita bernama Jeannie Ewing melalui proses persalinan selama 26 jam meski kehamilannya tidak mengalami masalah atau komplikasi apapun.
Namun setelah anak perempuannya berhasil dilahirkan secara operasi sesar, dokter terheran melihat kondisi sang bayi yang diberi nama Sarah itu.
Dokter penasaran ibu dan ayah dari Sarah memiliki riwayat genetik keluarga atau tidak. Pasalnya, Sarah lahir dengan dahi menonjol, mata melotot, dan jari berselaput.
Jeannie dan Ben sebagai orangtua tentu tak masalah dengan perbedaan fisik anak mereka. Mereka begitu mencintai putrinya.
Tetapi seiring bertambahnya usia, mereka mulai mengira bahwa anaknya mengalami kelainan langka yang akan membutuhkan puluhan operasi sepanjang hidupnya.
Ternyata benar, Sarah didiagnosis mengidap sindrom apert, suatu kondisi untuk menggambarkan penggabungan tulang tengkorak yang membuat kepalanya sedikit menonjol. Kelainan langka ini pula yang membuat jari tangan dan kaki Sarah berselaput.
Biasanya orang dengan sindrom apert akan membutuhkan sebanyak 20-60 operasi sepanjang hidup mereka. Operasi itu untuk memastikan tengkorak tidak berubah ke posisi yang salah.
Kelainan ini pula yang perlahan memengaruhi emosional dan kondisi mental Sarah. Ia bertingkah seperti anak usia 3 tahun meski sudah berusia 6 tahun.
Sarah pun sudah menjalani operasi pertamanya ketika usia 6 bulan. Setelah itu, ia harus menjalani pemeriksaan dengan 3 dokter spesialis, terapi okupasi, terapi musik dan konseling.
Baca Juga: Punya Kelainan Kulit, Model Vitiligo Ini Hiasi Cover Majalah Vogue Arab
"Sarah dilahirkan dengan sindrom apert karena riwayat genetik keluarga. Sehingga mungkin dia akan menularkan kelainan genetik ini ke keterunan berikutnya," kata Jeannie, dikutip dari Metro.co.uk.
Selama 6 tahun ini, terhitung Sarah sudah menjalani operasi sebanyak 7 kali. Bahkan Sarah terapi menjalani terapi sejak usia 3 bulan.
"Karena usia emosinya seperti anak 3 tahun. Dia masih suka tantrum dan mengamuk. Tapi kita berusaha menanganinya dengan positif dan kasih sayang," jelasnya.
Dengan rangkaian terapi dan jadwal operasi yang padat. Jeannie dan Ben berharap anak perempuannya itu bisa hidup normal seperti anak lainnya.
Jeannie dan Ben pun menceritakan seberapa besar rasa cintanya dengan Sarah. Mereka menganggapnya seperti cahaya di tengah keluarga.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar