Suara.com - Sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya. Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin, pembesaran kelenjar getah bening sekitar prostat, penurunan berat badan, dan jika kanker sudah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang.
Untuk mengatasi kanker prostat, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) meluncurkan Pusat Layanan Prostat Terpadu (Prostate Center) dengan keunggulan Sistem Satu Pintu dan Teknologi Robotik Pertama di Indonesia. Pusat Layanan ini didukung oleh tenaga SDM yang kompeten serta teknologi terkini sehingga dapat memberikan layanan kesehatan paripurna dan bermutu.
Dr. Lies Dina Liastuti, Sp. JP(K), MARS, FIHA, Direktur Utama RSCM menjelaskan, dengan sistem satu pintu, layanan dapat diberikan kepada pasien secara cepat dan tepat, mulai dari pemeriksaan awal sampai dengan diagnosis ditegakkan. Pasien diharuskan untuk melakukan perjanjian konsultasi sehingga layanan diharapkan dapat dilaksanakan dalam 1 hari atau pasien tidak perlu datang berulang-ulang.
Biopsi prostat dengan teknologi robotik meningkatkan ketepatan pengambilan sampel di lokasi tempat sel kanker prostat berada. Dengan adanya teknologi ini, waktu pelaksanaan biopsi dapat dilakukan lebih singkat.
"Layanan ini merupakan salah satu inovasi yang dibentuk untuk meningkatkan upaya deteksi dini kanker prostat, yang bersifat one stop service yang menyediakan layanan inovasi terbaru yaitu ‘Biopsy Prostate Transperineal Robotic’ pertama di Indonesia," ungkap Dr. Lies Dina saat ditemui Suara.com, Senin (5/8/2019), di kawasan Jakarta Pusat.
Ia menerangkan, layanan yang serupa sebelumnya sudah terdapat di berbagai negara di antaranya adalah Singapura, Malaysia, dan Australia. Saat ini sebanyak 13 staf dokter dari Departemen Urologi akan terlibat dalam Prostate Center. Di dalam Prostate Center ini juga terdapat tim multi-disiplin Uro-Onkologi yang melibatkan berbagai departemen seperti Radiologi, Patologi Anatomi, Onkologi Medik Penyakit Dalam, Radioterapi, dan departemen lain. Pelayanan ini diharapkan mendorong peningkatan layanan yang komprehensif dalam program deteksi dini kasus-kasus kanker prostat di Indonesia.
Sementara itu, Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U(K), Kepala Departemen Urologi RSCM – FKUI menerangkan bahwa proses penegakan kanker, termasuk kanker prostat, di Indonesia, dirasa masih memberatkan pasien karena pasien harus datang berulang kali hanya untuk menentukan biopsi prostat saja. Selain itu ada beberapa anggapan bahwa teknologi di Indonesia kurang berkembang jika dibandingkan dengan negara sekitar.
“Hal ini kemudian direspon oleh RSCM melalui Departemen Urologi untuk memperbaiki pelayanan deteksi dini kanker prostat dengan pengembangan SDM, sistem, dan penunjangnya. Pusat Layanan Terpadu Prostat RSCM dibentuk untuk memberikan pelayanan one stop service. Hal ini memberikan kemudahan bagi pasien untuk lebih fleksibel dalam menentukan waktunya dan fokus dalam proses pelayanan di RSCM,” jelasnya.
Di tempat yang sama, dr. Chaidir Arif Mochtar, Sp.U (K), Ph.D, staf medik Departemen Urologi RSCM - FKUI, menyampaikan tentang keunggulan yang tersedia di Prostate Center.
"Penggunaan teknik minimal invasif, yakni laparoskopi yang dikombinasikan dengan visualisasi 3D dalam tatalaksana kanker prostat. Pengaplikasian teknik laparoskopi dalam penatalaksanaan kanker prostat telah terbukti memberikan efek komplikasi yang lebih ringan jika dibandingkan dengan operasi terbuka pengangkatan prostat, di antaranya durasi rawat yang lebih singkat, jumlah perdarahan yang lebih sedikit, serta risiko infeksi yang lebih rendah. Selain itu, penggunaan visualisasi 3D intra operasi juga memberikan manfaat dalam proses pengangkatan prostat, di antaranya durasi operasi yang lebih singkat, keluaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan laparoskopi standar, serta mempermudah operator dalam melakukan manuver-manuver selama operasi," tandasnya.
Baca Juga: Arswendo Atmowiloto Sakit Kanker Prostat, Penyakit Ini Bisa Picu Komplikasi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan