Suara.com - Keracunan massal yang melibatkan ratusan warga di berbagai daerah di Sukabumi tengah menjadi perhatian. Salah satunya daerah Kampung Pangkalan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang puluhan warganya mengalami keracunan dan mayoritas anak-anak.
Anak-anak dari daerah tersebut diduga keracunan setelah menyantap nasi uduk dari salah seorang warga yang mengadakan tahlilan.
"Ada 65 warga RT 01/03, Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung yang mengalami keracunan. Mayoritas korbannya adalah anak-anak dan saat ini sudah dievakuasi ke Puskesmas Bantargadung," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna dilansir Antara di Sukabumi, Rabu (11/9/2019).
Mulanya, warga menyantap nasi uduk tersebut tidak merasakan tanda-tanda apapun. Tetapi esok harinya, puluhan orang mulai mengalami mual, pusing, muntah hingga sering buang air besar. Mereka pun langsung dilarikan ke Puskesma Batargadung yang dibantu oleh petugas gabuangan untuk mengevakuasi.
Bahkan sudah 2 orang dinyatakan meninggal dunia akibat keracunan. Saat ini kasus keracunan massal di berbagai daerah di Sukabumi masih dalam tahap penyelidikan oleh petugas terkait.
Lalu, bagaimana menangani keracunan makanan pada anak-anak?
Dalam kebanyakan kasus dilansir dari Healthline, anak yang mengalami keracunan makanan akan membaik meski tanpa perawatan. Tetapi, tak ada salahnya mengunjungi dokter untuk mengetahui diagnosis jelasnya.
Khusus untuk perawatan di rumah, Anda bisa melakukan ini untuk mengatasi keracunan pada Anak.
1. Istirahat cukup
2. Mengonsumsi banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi. Minuman elektrolit lebih baik dan anak bisa minum apapun kecuali susu dan minuman berkafein
3. Minum sedikit tapi teratur agar tubuh mudah menyerap cairan
4. Jangan konsumsi makanan padat selama gejala diare belum reda
Baca Juga: Tewaskan 2 Orang, Polisi Selidiki Keracunan Massal di Sukabumi
Jika anak mengeluarkan cairan tanpa muntah dan menunjukkan dehidrasi akibat keracunan, Anda harus segera membawanya ke dokter. Karena ia harus mendapatkan infus untuk menggantikan cairan yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit.
Elektrolit adalah mineral, seperti natrium dan kalium yang membantu segalanya, mulai menjaga detak jantung hingga mengendalikan cairan dalam tubuh.
Selain itu, Anda juga tidak boleh memberikan obat apapun untuk menghentikan diarenya akibat keracunan makanan. Karena, diare setelah keracunan makanan termasuk bagian mengeluarkan kuman dan bakteri.
Berita Terkait
-
Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Bertambah, Total 345 Orang
-
Respons Cepat Dedi Mulyadi Atas Protes Viral Rieke Diah Pitaloka Soal Jalan Hancur di Cikidang
-
Duel Maut Petani Sukabumi vs King Kobra 4 Meter: Sama-sama Tewas, Ular Tertancap Tongkat
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Rantai Pasok Makanan Sekolah: Celah Besar Program MBG
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
-
Tips Jaga Kesehatan Kulit di Tengah Tumpukan Pekerjaan Akhir Tahun
-
RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter