Suara.com - Campuran Darah Pasien Kebal Ebola Tengah Disiapkan Menjadi 2 Obat Baru.
Wabah Ebola kembali merebak dengan cepat di beberapa negara Afrika, khususnya di republik demokratik Kongo.
Hal ini diketahui saat Menteri kesehatan Amerika merespon dengan baru saja berkunjung ke pusat bencana yang terletak di perbatasan timur laut Kongo.
Ini adalah perjalanan yang tidak mudah, dan jarang dilakukan oleh orang barat, karena harus melewati hutan lebat, gunung berapi dan jalan panjang yang berdebu ke desa Butembo.
Ketika sampai di sana, sepatu dan tangan harus disemprot dengan bahan suci hama, dan semua orang yang masuk ke desa itu diperiksa apakah ia demam atau tidak.
Ini adalah kunjungan Menteri Kesehatan AS Alex Azar yang pertama ke pusat pengobatan Ebola di Butembo, garis terdepan untuk melawan virus yang sangat mematikan itu.
Menteri Azar mengatakan, “Ini adalah keadaan yang sangat tragis, khususnya melihat begitu banyak anak-anak yang terkena wabah Ebola. Tapi saya berharap semuanya akan bisa diatasi,” ujarnya seperti mengutip VOAIndonesia.
Wabah Ebola dimulai tahun lalu, dan kini menjadi wabah yang terburuk, karena mengakibatkan lebih dari 3.000 orang terkena virus itu. Jumlah korban meninggal mencapai lebih dari 2.000 orang.
Tapi kini ada sedikit harapan, dengan dikembangkannya dua obat baru yang dibuat dengan campuran darah seorang pasien yang kebal terhadap Ebola.
Baca Juga: Ebola Mendekat, Pemerintah Sudan Selatan Perketat Layanan Kesehatan
Kata dr Anthony Fauci, pakar pada lembaga nasional penyakit menular dan alergi, “Kalau dikatakan sudah ada pengobatan untuk penyakit Ebola, timbul kesan bahwa semua orang yang terkena akan bisa disembuhkan. Tapi soalnya, ada orang-orang yang penyakitnya sudah terlalu parah dan tidak bisa tertolong oleh obat itu. Kalau pasien bisa diobati lebih dini, ada kemungkinan berkurangnya tingkat kematian karena Ebola itu,”
Masalah lain yang mempergawat perebakan Ebola adalah keamanan, karena ada lebih dari 100 kelompok bersenjata yang berebutan kekuasaan di kawasan Kongo timur. Kata asisten direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soce Fall, melindungi para pekerja kesehatan adalah pekerjaan penuh waktu.
"Ada ribuan gangguan keamanan, dan tiap kali hal itu terjadi virus Ebola akan terus merebak. Kita harus bisa mencari orang-orang yang terkena virus itu, tapi usaha itu makan banyak waktu dan energi,” ujarnya.
Pemerintah Amerika telah menggunakan dana lebih dari 300 juta dolar untuk mengembangkan vaksin anti-Ebola.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif