Suara.com - Kasus meninggalnya mantan anggota girl band f(x), Sulli, pada Senin (14/10/2019), seakan kembali menggugah kesadaran masyarakat akan banyaknya kasus bunuh diri di dunia.
Menurut psikiater sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan RI, dr Fidiansyah, Sp.Kj, hingga kini depresi masih menjadi masalah kejiwaan paling banyak yang berakhir pada tindakan bunuh diri.
Sebab, ketika seseorang depresi, mereka merasa tidak memiliki jalan keluar.
"Makanya keluarga harus aware terhadap keluhan-keluhan yang dialami oleh penderita," ujar dr Fidiansyah, saat melakukan siaran langsung melalui akun Instagram Kemenkes, Kamis (10/10/2019).
Ia menambahkan, tanda awal dari kondisi jiwa berasal dari hal-hal yang bersifat umum, seperti tidur, makan atau aktivitas sehari-hari.
"Kalau kita tidak mendapatkan suatu kondisi tidur yang tak semestinya, maka itu sudah merupakan tanda awal. Dan itu perlu coba ditelusuri (penyebabnya). Termasuk tidak tidur karena isi kepala masih memikirkan masalah yang belum terselesaikan," jelasnya.
Salah satu cara untuk menghindari depresi adalah dengan mencurahkan isi hati. Inilah, kata Fidiansyah, fungsi dari media sosial yang sebenarnya dapat dijadikan wadah untuk mencurahkan isi hati dan berbagi dengan orang lain.
"Mari kita budayakan untuk curhat pada kondisi apapun, agar dia menjadi pereda dari situasi emosional yang kita simpan sendiri lalu kita berbagi," ajaknya.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir ada 800.000 kasus tentang bunuh diri setiap tahunnya di dunia. Artinya, setiap 40 detik ada satu orang yang melakukan tindakan tersebut.
Baca Juga: Sulli Eks f(x) Diduga Depresi Karena Cyberbullying, Kenapa Artis Rentan?
Sedangkan di Indonesia, Fidiansyah mengatakan setidaknya ada lima orang bunuh diri dalam sehari. Tragisnya, tindakan ini lebih banyak dilakukan oleh anak muda di usia produktif.
"Usia paling banyak (melakukan) bunuh diri itu 15 sampai 29 tahun, generasi milenial," tandasnya.
Berita Terkait
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Kiesha Alvaro Santai Jalani Peran Sandwich Generation Demi Keluarga
-
Benarkan Alex Tewas di Tahanan, Kapolres Jaksel: Lebih Jelasnya Nanti Malam
-
Jangan Dipendam Sendiri! Pemprov DKI Sediakan Psikolog Gratis 24 Jam untuk Warga Jakarta
-
Pemprov DKI Akui Tingkat Depresi di Jakarta Tinggi, Janjikan Peningkatan Layanan Kesehatan Mental
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan