Suara.com - Vaksin Ebola Buatan Johnson & Johnson akan Diuji Coba di Kongo
Vaksin Ebola kedua akan mulai digunakan kepada sekitar 50.000 orang yang timghal di Republik Demokratik Kongo sebagai bagian dari uji klinis utama.
Dilansir dari BBC, vaksin buatan Johnson & Johnson (J&J) tersebut akan digunakan bersama dengan vaksin buatan Merck, yang telah diberikan kepada sekitar 250.000 orang di sana.
Saat ini kedua vaksin tersebut telah mendapat persetujuan dari Badan Kesehatan Dunia, WHO. Vaksin sendiri akan diberikan oleh tim imunisasi dari badan amal medis Médecins Sans Frontières (MSF).
Seperti diketahui, lebih dari 2.100 orang meninghal dunia di Kongo akibat wabah Ebola. Wabah teesebut bahkan diklaim sebagai wabah ebola terbesar kedua yang pernah dicatat.
Berbeda dengan vaksin Merck yang membutuhkan satu dosis, vaksin J&J harus dilakukukan dalam dua dosis yang diberikan terpisah 56 hari. Vaksin tersebut akan tersedia untuk orang dewasa dan anak-anak di atas usia satu tahun yang tinggal di dua area di kota Goma, Kongo.
Goma, yang berpenduduk satu juta orang, berada di perbatasan Rwanda dan memiliki bandara internasional utama.
Prof Daniel Bausch, direktur Tim UK Public Health Rapid Support yang melalukan pengawasan di Kongo mengatakan bahwa "tidak ada kontes" antara kedua vaksin tersebut. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Merck, yang diberikan kepada mereka yang melakukan kontak langsung dan tidak langsung dengan pasien Ebola, baik digunakan saat terjadi wabah Ebola, sementara vaksin J&J dapat digunakan untuk melindungi orang yang belum terpapar Ebola.
Baca Juga: 3 Berita Kesehatan Teratas: Mitos Vaksin Flu, Bercak Merah di Popok Bayi
"Vaksin J&J tidak ideal saat wabah, karena membutuhkan dua dosis untuk memberikan kekebalan optimal. Namum vaksin dapat memberikan kekebalan jangka panjang, dan mungkin dikaitkan dengan efek samping yang lebih sedikit daripada vaksin virus hidup, seperti vaksin Merck," kata Prof Bausch.
Jumlah kasus terbaru dalam wabah Ebola di Kongo memang telah menurun secara signifikan. Tetapi masih ada sekitar 20 infeksi baru yang dilaporkan setiap minggunya.
Wabah ebola dianggap terjadi akibat misinformasi dan diperparah akibat situasi keamanan yang buruk. Sekitar 200 fasilitas kesehatan rusak karena diserang akibat masalah keamanan di sana.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek