Suara.com - Para peneliti di Universitas Malmo, Swedia sedang mengembangkan sebuah plester yang bisa mendeteksi kanker kulit jika ditempelkan pada tahi lalat.
Mereka sengaja membuat plester khusus ini untuk menganalisis tahi lalat mencurigakan dan mendiagnosis kanker kulit dalam beberapa menit.
Harapannya plester ini membantu pasien agar tidak perlu menunggu berminggu-minggu untuk didiganosis kanker kulit atau bukan sebelum dilakukan biopsi.
Sekarang ini para ilmuwan masih dalam proses menemukan fragmen kecil yang ditinggalkan kanker kulit dan mereka telah mengidentifikasikan beberapa hal untuk mengatasi hal tersebut.
Sebastian Bjoklund, salah satu peneliti mengatakan bahwa proses tersebut merupakan tantangan besar. Tetapi, ia berharap bisa bekerja dengan sejumlah ilmuwan untuk membuat plester deteksi kanker kulit ini.
Namun, mereka juga masih perlu membuktikan bahwa plester temuannya dapat menangkap molekul yang dikeluarkan oleh tumor. Mereka berharap proses ini tidak sampai 2021.
Setelah itu para peneliti berencana menguji plester terhadap sukarelawan yang sehat dan pasien kanker kulit untuk membuktikannya.
"kami berharap akan jauh lebih mudah untuk mendeteksi kanker kulit pada tahap awal. Kami membayangkan sebuah plester ditempatkan pada area kulit yang diduga mengembangkan kanker," kata Profesor Taugirdas Ruzgas dikutip dari Daily Mail.
Ilmuwan kini bekerjasama dengan perusahaan farmasi untuk memproduksi plester dan komponen yang bisa menemukan molekul.
Baca Juga: Barbie Kumalasari Juga Sulam Alis, Amankah dari Sisi Kesehatan?
Sebagaimana diketahui, kanker kulit adalah salah satu jenis penyakit yang paling umum. Kondisi ini disebabkan oleh paparan sinar UV yang berlebihan. Kanker kulit melanoma termasuk bentuk paling mematikan yang telah meningkat sebesar 45 persen dalam dekade terakhir.
Saat ini, cara utama untuk menemukannya melalui biopsi, prosedur kecil di mana sampel jaringan diambil dan diperiksa dengan pembedahan.
Biopsi digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis kanker kulit, tetapi kadang menyebabkan perdarahan dan peningkatan risiko infeksi darah.
NHS memperingatkan bahwa perlu beberapa minggu sebelum pasien menerima hasil biopsi, sehingga banyak diliputi kecemasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental