Suara.com - Demi Harga Obat yang Murah, BPOM Lakukan Satgas Pendampingan Izin
Permasalahan Indonesia dalam memerangi persebaran penyakit memang punya beragam tantangan. Salah satunya ketergantungan obat impor, yang membuat harga obat mahal.
Mengatasi ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencari solusi agar perusahaan yang membuat obat bisa semakin mudah mendapatkan izin, dengan melakukan pendampingan kepada para peneliti obat maupun pelaku usaha.
"Pendampingan tersebut bertujuan untuk mengawal agar produk inovasi riset yang siap dihilirisasi memenuhi persyaratan untuk memperoleh izin edar," ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito di Hotel Holiday Inn Kemayoran, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).
Pendampingan ini dilakukan sebagai perpanjangan tangan Satgas (satuan tugas) Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Produk Fitofarmaka dan Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Produk Biologi, yang ditetapkan dalam SK Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada 13 September 2019 lalu.
Anggota tim satgas terdiri dari seluruh kementerian, lembaga, akademisi, institusi penelitian, serta pelaku usaha. Di mana seluruh anggota wajib melakukan percepatan peredaran obat, jadi obat tidak hanya berhenti di jurnal ilmiah saja tapi bisa digunakan secara luas.
Beruntung, beberapa produk yang sudah mendapatkan izin, diantaranya Stem Cell dari Pusat Pengembangan Penelitian Stem Cell Universitas Airlangga Surabaya bersama PT. Phapros, Albumin dari ikan gabus yang dikembangkan oleh Universitas Hasanudin Makassar bersama PT Royal Medika.
"Selain itu, terdapat produk biologi yang sedang dikembangkan yaitu enoxaparin bersumber domba, trastuzumab, dan sejumlah vaksin antara lain MR, Hepatitis B, Tifoid, Rotavirus, Polio. Sedangkan untuk produk fitofarmaka antara lain ekstrak seledri, binahong, daun kelor, daun gambir dan bajakah," jelasnya.
Sementara itu, terkair dengan kemandirian pasokan darah dikembangkan induatri fraksionasi plasma, dengan pendampingan dan percepatan sertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI), sebagai langkah awal.
Baca Juga: Mahalnya Harga Obat-obatan Jadi Penyumbang Inflasi
Hingga saat ini telah tersertifikasi tiga belas UTD PMI dan empat sertifikat CPOB di antaranya akan diserahkan secara resmi hari ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda