Suara.com - Seorang balita 2 tahun, Cheng Xiyu, hampir mengalami kebutaan akibat tertusuk termometer 10 cm di bagian otak yang melewati rongga matanya.
Ibu Cheng Xiyu, Zhang, mengatakan saat kejadian dia sedang menyiapkan susu formula untuk anaknya. Lalu, anaknya berlari menghampirinya sambil memegang termometer.
Saat itu anaknya yang berlari tersandung dan jatuh sampai termometer menusuk batang otaknya. Zhang pun langsung membawa anaknya ke rumah sakit daerah Jingyang, China barat.
"Dia berlari mengejarku dengan memegang termometer di tangannya. Lalu dia tersandung dan jatuh mengenai mukanya lebih dulu. Lalu aku melihat benda itu menusuk di bagian sebelah matanya," ujar Zhang, dikutip dari The Sun.
Shi Hangyu, kepala ahli bedah saraf yang menangani si bayi, mengatakan sepanjang 4 cm termometer menusuk bagian batang otak pasiennya. Bahkan, batang termometer itu telah menekan mata kanannya.
"Termometer itu menusuk otaknya dan menyebabkan beberapa kerusakan. Tetapi, tusukan itu tidak memengaruhi fungsi kognitif secara signifikan," ujar dr. Shi.
Tim medis pun langsung membawa balita 2 tahun itu ke ruang operasi dan menarik batang termometer yang menusuk rongga mata dengan sangat hati-hati.
Menurut dr. Shi, tantangan berat tim medis selama proses operasi adalah risiko termometer menusuk mata atau lebih jauh melukai otaknya.
"Proses terberat sebenarnya adalah mengeluarkan termometer, mendisinfeksi lukanya yang membutuhkan waktu kurang dari 10 menit. Tapi evaluasi secara menyeluruh yang kami lakukan sebelum operasi membutuhkan waktu beberapa jam," ujarnya.
Baca Juga: Heboh Penemuan Kobra, Hati-Hati Gigitan Ular Berbahaya bagi Ibu Hamil
Kini, kondisi Cheng Xiyu pun sudah stabil dan mampu melihat menggunakan mata kanannya. Meski begitu, Cheng Xiyu tetap harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Sebab, dokter masih perlu memantau beberapa hal, salah satunya kondisi kepala atau otaknya. Hal itu karena, dokter khawatir ada kemungkinan kebocoran plasma otak.
"Kekhawatiran lain tentu saja infeksi. Tetapi dalam kasus tanpa infeksi, kondisi ini perlu perawatan medis selama seminggu," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah