Suara.com - Mencari informasi mengenai suatu penyakit, terlebih ketika kita mengalami suatu gejala tertentu, memang perlu. Namun, bukan berarti setelah mendapat informasi tentang penyakit tersebut, kita tidak memeriksakannya.
Sebab, pada akhirnya hanya dokter yang dapat mendiagnosisnya dan memberi tahu bentuk pengobatan yang tepat untuk penyakit tersebut.
Sayangnya, ini tidak diterapkan pada seorang anak asal Taiwan karena ibunya hanya mengandalkan informasi dari beberapa laman kesehatan dan tidak memeriksakan anaknya ke dokter.
Dilansir World of Buzz, anak tersebut menderita demam, dan ketika sang ibu mencari informasi, tertulis bahwa demam dapat sembuh secara alami, sehingga sang ibu hanya membiarkan putranya di rumah agar sembuh dengan sendirinya.
Setelah dua hari, muncul gejala lainnya yaitu 'lidah stroberi'. Sang ibu pun mencari informasi lagi. Ia menemukan bahwa yang dialami putranya itu adalah tanda dari sejumlah penyakit, yakni adenovirus, demam berdarah, atau penyakit kawasaki.
Ia curiga bahwa anaknya menderita adenovirus. Namun karena tidak ada vaksin adenovirus yang tersedia untuk masyarakat umum, dia terus membiarkan putranya tinggal di rumah.
Dua hari kemudian, putranya mulai mendapatkan gejala ruam yang dikira ibunya ruam roseola. Jadi, ibu itu tetap tidak mengkhawatirkan kondisi tersebut.
Enam hari kemudian, bocah tersebut mulai mengalami demam sangat tinggi, yang baru membuat ibunya khawatir. Untuk kali keempat, sang ibu hanya mengandalkan informasi dari internet. Ia pun curiga putranya menderita penyakit Kawasaki dan akhirnya segera membawa putranya ke rumah sakit.
Setelah diperiksa, dokter menjelaskan bahwa bocah lelaki itu telah mengalami bibir pecah-pecah, telapak tangan dan kaki merah serta bengkak, mata merah, dan 'lidah stroberi'.
Baca Juga: Mulan Jameela Kini Berhijab, Ahmad Dhani : Saya Nggak Salah Pilih
Berdasarkan pemeriksaan USG, ternyata benar bocah itu menderita penyakit Kawasaki.
"Penyakit kawasaki menyebabkan peradangan di dinding arteri berukuran sedang di seluruh tubuh. Kondisi ini memengaruhi anak-anak. Peradangan cenderung memengaruhi arteri koroner, yang memasok darah ke otot jantung," menurut Mayo Clinic.
Akibatnya, sang bocah harus mengonsumsi obat dalam jangka panjang untuk kesehatan jantungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil