Suara.com - Dibanding SARS dan MERS, Virus Corona Baru dari China Dinilai Tidak Agresif
Indonesia saat ini sedang meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona baru dari China. Sebabnya, negara-negara seperti Korea, Jepang, Singapura hingga Amerika sudah menemukan kasus positif terjangkit virus corona ini.
Tapi ini bukan pertama kalinya loh, dunia dilanda kekhawatiran virus. Karena sebelumnya ada SARS, MERS, Zika, hingga Flu Burung yang juga pernah mengancam.
Bahkan menurut pakar penyakit tropis dan infeksi dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, Sp.PD-KPTI, FACP, FINASIM, Ph.D, dibanding virus-virus itu, virus Corona baru ini tidak masuk kategori mematikan.
"Tidak (mematikan), apalagi ini bukan human corona sebenernya, kalau human corona rata-rata lebih agresif, lebih cepat meninggalnya, kalau ini nggak sebenernya," ujar Dr. Erni di Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020).
Strain corona atau jenis baru virus corona ini dinamakan 2019-nCoV, dan tidak biasanya corona ini menginfeksi manusia karena masuk kategori zoonotik atau penyakit yang biasanya menular dari hewan ke hewan, sehingga tidak terlalu berefek besar pada manusia.
Beberapa mengatakan virus ini biasanya menjangkit ular, beberapa juga mengatakan dari kelelawar. Lalu, kelelawar itu dimakan ular, dan ular dimakan oleh manusia.
Sedangkan dilihat dari fatalitas atau angka kematiannya, virus corona ini belum masuk kategori yang mematikan karena dari 830 orang yang terinfeksi, angka kematiannya 25 orang. Bisa dibilang mematikan jika contoh angka perbandingannya seperti 77 orang meninggal dari 100 orang yang terjangkit.
Baca Juga: Beda Gejala dan Penularannya, Ini Perbedaan Virus Corona dengan SARS
"Orang selalu menyalahkan virusnya, virus mematikan itu padahal kalau dilihat tadi, takut itu kalau yang meninggal banyak sekali, dari sakit 100 orang 77 meninggal itu seram sekali. Mungkin boleh lah kalau yang seperti itu mematikan," ungkapnya.
"Apalagi kalau sakitnya cepat masuk ICU, 3 hari langsung jelek dan dia meninggal. Ini enggak, dari 830 orang yang sakit yang meninggal berapa (25) orang. Jadi bukan deathly, tapi karena baru dan karena airborne (penyebaran lewat udara) jadi gampang menular," sambungnya.
Dokter yang berpraktik di RSCM Jakarta itu menyebut hingga kini angka mortalitasnya rendah. Jika pun beberapa orang yang meninggal, itu karena mereka memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, lupus, dan imunitas yang rendah.
"Betul, kalau virus yang masuk 2, sama virus yang masuk 10, tentu lebih berat kalau masuknya 10 virus. Jadi kadar akan menentukan berat ringannya sakit seseorang. Tapi perjalanan sakitnya bahkan dari hari ke hari sembuh, bahkan besok sembuh atau lusa sembuhnya, itu tergantung sistem imun orang itu," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
-
Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
-
Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
-
Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
-
Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?