Suara.com - Pernikahan tidak hanya mempertimbangkan kesiapan secara mental dan finansial, tetapi Anda juga perlu memikirkan faktor genetik pasangan.
Banyak riset yang dilansir oleh The Conversation, menunjukkan faktor genetik cukup memengaruhi kehidupan Anda setelah pernikahan.
Gen adalah segmen DNA yang memberikan sifat tertentu yang diwariskan oleh kedua orangtua. Tetapi, gen reseptor oksitosin (OXTR) yang disebut sebagai hormon "cinta", nampaknya memainkan peran penting dalam ikatan emosional.
Contohnya, oksitosin seorang ibu yang meningkat saat melahirkan dan berhubungan seks. Oleh karena itu, ilmuwan dan psikologis klinis beranggapan gen OXTR ini bisa memengaruhi kualitas pernikahan seseorang.
Penelitian mengenai faktor gen OXTR dalam pernikahan ini pun dilakukan oleh psikolog, ahli genetika dan neuroendokrinologi yang memiliki spesialisasi dalam oksitosin.
Mereka mengajak 79 pasangan untuk ikut dalam penelitian. Mereka meminta semua pasangan mengidentifikasi masalah pribadi yang tidak terkait pernikahan dan menyuruhnya berdiskusi dengan pasangan selama 10 menit.
Diskusi setiap pasangan pun direkam dan masing-masing diminta untuk memberikan dukungan positif terhadap pasangan.
Selain itu, mereka juga diminta memberikan sampel air liur guna untuk melihat dua alel gen OXTR yang dibawa oleh masing-masing individu. Variasi genetik di setiap OXTR ini telah dikaitkan dengan bagaimana cara pasangan bersikap selama diskusi.
Hasilnya, individu yang memiliki salinan alel T di lokasi tertentu pada gen OXTR merasa bahwa pasangan mereka memberikan dukungan yang lebih rendah. Hal ini terlepas dari kuat atau tidaknya dukungan pasangan.
Baca Juga: Tanda Tubuh Overdosis Kafein, Pusing hingga Detak Jantung Tak Teratur
Hal ini menyiratkan bahwa suami dengan jenis gen TT lebih kesulitan mengartikan perilaku masing-masing istri sebagai dukungan. Kondisi ini juga berkaitan dengan jenis gen yang memiliki kecenderungan defisit sosial-kognitif dan autisme.
Pasangan suami istri juga melaporkan kurang puas dengan pernikahannya secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan pasangan yang memiliki kombinasi alel yang berbeda.
Hal ini menunjukkan bahwa suami yang membawa dua salinan alel T lebih buruk, karena pria ini mengalami kesulitan untuk mengartikan perilaku istri mereka sebagai bentuk dukungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia