Suara.com - Bicara soal virus corona atau novel coronavirus (2019-nCoV), kita sering mendengar orang yang suspect ataupun positif virus ini harus mendapat perawatan khusus di ruang isolasi.
Namun seringkali orang membayangkan ruang isolasi sebagai ruang kedap udara, ketat, dan tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Padahal ternyata tidak seperti itu. Hal ini Suara.com buktikan sendiri ketika berkesempatan mengunjungi ruang isolasi di RS Eka Cibubur, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/1/2020). Ruang isolasi yang ada terlihat selayaknya ruang perawatan pada umumnya.
"Kelihatannya iya kaya ruang biasa, tapi sebetulnya tekanannya berbeda, antara yang luar sama yang di dalam," jelas Sthefanny Natalia, Marketing PR Customer Care Division Head Eka Hospital Cibubur di Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2020).
Hal yang membedakan dengan ruang perawatan lain adalah keberadaan ruang antara, yakni ruangan yang bisa disetting positif atau negatif. Sedangkan untuk dengan virus corona, penanganannya dibutuhkan isolasi bertekanan negatif.
Alat pengatur tekanan udara ini dinamakan magnehelic, yang nantinya kita bisa melihat seberapa besar tekanan yang diberikan sesuai dengan diagnosa dokter yang bertugas atau berjaga. Di ruangan antara ini jugalah tempat siapa pun yang akan bertemu pasien, maupun itu dokter atau perawat, harus memakai alat pelindung diri (APD).
Pasien di ruangan ini juga tidak bisa sembarangan dijenguk, bahkan sebisa mungkin dihindari untuk dijenguk, demi mencegah baik si pasien atau penjenguk terkontaminasi atau mengontaminasi virus.
"Untuk pengunjung kita juga tidak diperbolehkan, karena kan itu bisa jadi ke dianya rentan, baik pasien atau ke pengunjungnya. Jadi baiknya sebisa mungkin yang ke sini adalah perawat yang memang bertugas," jelas salah satu perawat.
Begitu juga dengan perawat yang bertugas, haruslah satu orang untuk satu shift. Sementara jika bagian divisi lain ingin masuk, juga harus berdasarkan izin dari petugas maupun perawat itu sendiri.
Baca Juga: Antisipasi Corona, Mentan Inspeksi Pengawasan Karantina di Soekarno-Hatta
Adapun fasilitas ruang isolasi di RS Eka Hospital cukup lengkap, mulai dari televisi, komputer monitor, meja, hingga kamar mandi dengan fasilitas lengkap terdapat di dalamnya. Sehingga dipastikan meski tidak bisa kemana-mana, pasien tetap bisa beraktivitas dan mendapatkan informasi di dalam kamar.
RS Eka Hospital sendiri memiliki tidak kurang dari 6 ruang isolasi yang bisa digunakan sewaktu-waktu dan berjaga-jaga jika terjadi kasus virus seperti corona yang sedang ramai saat ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia