Suara.com - Jika ada yang masuk, maka harus juga ada yang dikeluarkan. Begitu juga dengan pencernaan. Jika sudah berhari-hari tidak buang air besar (BAB), tentu rasanya akan sangat tidak nyaman di perut. Tapi bagaimana kalau sebaliknya, setiap sehabis makan selalu BAB, dan itu terjadi pada anak-anak. Berbahayakah?
Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah, Bintaro, dr. Frieda Handayani K., Sp.A (K), mengatakan itu adalah gejala normal yang diberikan tubuh, saat lambung terisi penuh, maka makanan lama yang ada di tubuh harus dikeluarkan.
"Jadi mereka berhubungan, yang tadi ada sistem saraf entrik (sistem saraf pencernaan) ini, kaya kerajaan gitu, masuk keluar. Makanan masuk, kan penuh kenyang, dia kirim sinyal ke otak, aku seneng banget lambung aku udah penuh. Oh berarti yang ini (yang lama) harus dikeluarin," ujar dr. Frieda dalam acara diskusi media di Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2020).
Fenomena ini disebut dengan Refleks Gastrocolica atau refleks yang timbul saat perut atau lambung diisi makanan dan menimbulkan rasa mulas hingga muncul keinginan buang air besar. Refleks ini juga terjadi karena dorongan lambung yang terisi penuh, juga karena berakhirnya makanan dicerna.
"Karena proses pencernaan dalam tubuh membutuhkan 3 sampai 4 jam. Jadi makanan baru masuk sampai menjadi tinja itu sekitar 3 jam-an. Kenapa yang masuk langsung keluar, karena ada refleks normal yang dibilang refleks gastrocolica, itu gastro lambung, polica itu usus besar, dan itu yang dibilang refleks gastro," jelasnya.
Tapi, akankah gejala ini membuat berat badan anak sulit untuk naik? Dr. Frieda menyebut berat badan anak yang tidak bertambah disebabkan karena berbagai faktor.
"Jadim berat badan yang tidak bertambah itu memang banyak penyebabnya, multifaktorial, macam-macam, cuman yang penting (gastrocolica) tidak berhubungan sama dia naiknya berat badan tersebut, karena itu sebenarnya refleks aja, yang masuk diserap, yang lama dikeluarin," paparnya.
Gejala yang patut diperhatikan, selama anak senang dan ceria, serta tidak ada gejala berlebih, maka bisa jadi itu dalam tahap wajar dan normal. Juga jangan lupa perhatikan bentuk BAB-nya, asal tidak keras maupun cair.
Baca Juga: BAB Sembarangan di Kuil Machu Picchu, Turis Argentina Terancam Dipenjara
"Tidak mencret, anaknya happy, seneng, lari, bisa 3 kali sehari pup-nya, 2 sampai 3 kali sehari, jadi itu namanya gastrocolica," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut