Suara.com - Pelaku pembunuhan NF (15) terhadap bocah 6 tahun inisial APA masih menjalani pemeriksaan kejiwaan. Sebelum peristiwa ini, NF sudah memiliki kecenderungan suka menyiksa hewan maupun membunuhnya dalam keseharian.
"Kodok hidup, dia (NF) bisa bunuh tusuk-tusuk pakai garpu. Cicak juga biasa dia bunuh juga," kata Heru di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Selain itu, NF juga mengaku mempunyai hewan peliharaan yakni kucing. Jika saat emosinya labil, dia kerap melempar kucing kesayangannya dari lantai 2 rumahnya.
Perilaku pelaku yang suka menyiksa hewan ini pun menjadi perhatian. Sejak 1970-an, penelitian secara konsisten melaporkan bahwa tindakan menyiksa hewan merupakan tanda-tanda peringatan aksi kekerasan selanjutnya.
Faktanya, hampir semua pelaku kejahatan dan kekerasan memiliki sejarah kekejamannya terhadap hewan, seperti Albert deSalvo.
Namun, perilaku anak-anak yang suka menyiksa hewan bisa karena alasan lain. Dilansir dari Psychology Today, ada beberapa hal yang bisa mendasari anak-anak menyiksa hewan.
1. Rasa ingin tahu tinggi untuk mengeksplorasi atau memeriksa hewan (biasanya terjadi pada anak dengan keterlambatan perkembangan).
2. Tekanan dari teman (mereka dituntut untuk melakukan penyiksaan hewan sebagai ritual inisiasi).
3. Meningkatkan suasana hati atau mengatasi kebosanan, depresi, kesepian dan lainnya.
4. Fobia hewan
5. Keterikatan pada binatang (misalnya, mereka membunuh binatang untuk mencegah penyiksaan oleh individu lain).
6. Latihan kekerasan interpersonal (mempraktekkan kekerasan pada hewan sebelum ke orang lain).
Jadi, setiap tindakan kekerasan terhadap hewan bukanlah pertanda bahwa seorang anak akan berubah menjadi maniak pembunuh. Terutama anak-anak, kegembiraan dan keingintahuannya bisa mendorongnya menyiksa hewan.
Dalam kondisi itu, orangtua bisa terus mendampingi dan mendidik anak tentang perawatan hewan yang menusiawi. Lantas, kapan orangtua perlu khawatir dengan tindakan anaknya yang suka menyiksa hewan?
Baca Juga: Akibat Panic Buying, Penderita Penyakit Langka Ini Kehabisan Tisu!
Jika anak suka menyiksa hewan dengan cara menguncinya di ruangan tertutup, memukul dengan keras hingga melukai. Pada saat itu orangtua seharusnya mulai khawatir, karena itu mungkin tanda bahaya.
Kondisi itu menandakan perlunya intervensi profesional, terutama ketika anak sudah memiliki kematangan kognitif untuk memahami perilakunya salah, tetapi ia masih mengulanginya terus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan