Suara.com - Di tengah mewabahnya virus corona Covid-19, Indonesia juga sedang menghadapi penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Hal ini disebutkan oleh Kementerian Kesehatan RI yang menyebut ada 17.820 kasus DBD di seluruh Indonesia. Memiliki angka kematian yang tinggi, kita harus mencegah DBD dari diri sendiri. Bagaimana caranya?
Tak hanya mencegah DBD, kita pun harus waspada pada gejala umum yang ditimbulkan dari virus corona. Sebuah studi terhadap hampir hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala terkait Covid-19. Disebutkan bahwa sekitar 99% pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
Simak selengkapnya di berita terpopuler kesehatan pagi ini!
1. Kasus DBD di Indonesia Capai 17 Ribu Lebih, Ini Gejala yang Harus Diketahui
Di tengah mewabahnya virus corona baru atau SARS-CoV-2, Indonesia juga sedang menghadapi penyakit demam berdarah dengue. Hal ini disebutkan oleh Kementerian Kesehatan RI yang menyebut ada 17.820 kasus DBD di seluruh Indonesia.
Provinsi pertama yang memiliki kasus terbanyak adalah Lampung yaitu 3.431 kasus, diikuti Nusa Tenggara Timur dengan 2.732 kasus, Jawa Timur ada 1.761 kasus, Jawa Barat 1.420 kasus dan Jambi dengan 703 kasus.
2. Rincian Gejala Corona dari Hari ke Hari, Tidak Selalu Langsung Terdeteksi
Gejala umum dari virus corona baru adalah demam. Sebuah studi terhadap hampir hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala terkait Covid-19.
Baca Juga: Update Corona Covid-19 Jakarta: 174 ODP, 152 PDP
Sekitar 99% pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
3. Studi: Sebagian Pasien Sembuh Corona Covid-19 Alami Penurunan Kualitas Paru
Beberapa orang yang terinfeksi SARS Coronavirus tipe 2 yang menyebabkan sakit Covid-19 kemudian dinyatakan sembuh mengalami penurunan kualitas paru-paru.
Hal itu diungkapkan oleh tim kedokteran dari rumah sakit Princess Margaret, Hong Kong.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?