Suara.com - Setelah puluhan tahun pengalaman menangani wabah penyakit mematikan seperti Ebola dan AIDS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyusun serangkaian pedoman tentang cara menangani epidemi.
Sebagian besar negara mengabaikan cara WHO menanagani pandemi corona Covid-19 yang tengah mewabah. Contohnya, saran WHO untuk tidak menerapkan larangan berpergian di negara-negara yang terkena wabah virus corona Covid-19.
WHO juga telah memeringatkan bahwa pembatasan internasional bisa juga tidak efektif dalam menangani pandemi ini.
Para ahli mengatakan tindakan seperti itu bisa mencegah negara untuk melaporkan wabah secara tepat waktu jika terjadi gangguan ekonomi dan sosial. Sementara WHO telah memeringatkan langkah-langkah tersebut bisa menunda bantuan dan mengurangi langkah pengendalian lainnya.
"Kekhawatiran kita terhadap wabah ini merupakan kerugian langsung dan besar bagi kehidupan manusia. Kondisi ini juga berpengaruh pada fungsi dan stabilitas masyarakat," kata Thomas Bollyky, direktur program kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri AS yang tidak berpihak, dikutip dari Asia One.
Bollyky juga mengatakan bahwa larangan berpergian bisa mengalihkan perhatian pemerintah dari membuat persiapan yang diperlukan untuk melawan wabah.
"Jelas beberapa negara mengandalkan langkah ini tanpa mengambil semua tindakan domestik yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan wabah," ujarnya.
Sejumlah kendala perjalanan yang belum pernah terjadi pun sekarang terjadi di sejumlah negara. Hingga pekan lalu, lebih dari 80 negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan, menurut laporan Think Global Health dari Dewan Hubungan Luar Negeri.
Uni Eropa pun siap menutup perbatasannya selama 30 hari untuk semua perjalanan yang tidak penting. Artinya, banyak negara mengabaikan pedoman WHO dalam menangani pandemi, seperti larangan berpergian dan dasar-dasar peraturan kesehatan.
Baca Juga: Tidak Hanya Ibu, Ayah juga Bisa Alami Depresi Pascapersalinan!
Padahal peraturan WHO ini dirancang untuk memandu respons internasional terhadap wabah penyakit sekaligus menghindari campur tangan yang tidak diperlukan. Sedangkan, pembatasan perjalanan atau perdagangan yang diterapkan oleh sejumlah negara telah melebihi rekomendasi WHO.
Contohnya di Timur Tengah, Kuwait, Yordania dan Arab Saudi yang telah memberhentikan semua penerbangan internasional. Sedangkan Israel memilih membatasi semua orang asing masuk, kecuali mereka bisa mengarantina sendiri selama 14 hari.
"Membatasi pergerakan orang memiliki beberapa alasan kesehatan masyarakat. Namun, banyak ilmuwan yang menunjukkan bahwa pembatasan perjalanan udara tidak efektif dalam menghadapi pandemi. Karena, langkah ini hanya memperlambat proses penanganan," kata Antoine Flahault, direktur Institute of Global Health di University of Geneva.
Antoine Flahault juga mengatakan pembatasan perjalanan sudah terbukti tidak bermanfaat ketika pandemi sebelum wabah corona Covid-19. Karena itu, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan dan perdagangan.
Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Science, karantina di pusat wabah China mungkin hanya akan memperlambat penyebaran penyakit selama 3 hingga 5 hari.
Sedangkan, penelitian juga mengatakan bahwa sejumlah besar orang terinfeksi telah berpergian ke luar negeri tanpa terdeteksi positif corona Covid-19, meskipun sudah ada larangan orang yang terinfeksi tidak boleh berpergian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia