Suara.com - Mempercepat penemuan kasus positif, menjadi kunci memutus rantai penularan virus corona atau Covid-19. Beragam cara terus dilakukan untuk mempercepat langkah itu.
Salah satunya ialah dengan mengubah mesin pendeteksi virus tuberculosis (TB) menjadi pendeteksi virus corona atau Covid-19. Mesin ini bermana TB TCM (tes cepat molekuler) atau dikenal dengan rapid molecular diagnostic.
Mesin ini merupakan revolusi dalam mendiagnosis TBC sensitif obat (TB-SO) dan TBC kebal obat (TB-RO). Sehingga tes tidak lagi membutuhkan mikroskop atau laboratorium biosafety level (BSL) II.
Pemeriksaan tetap dilakukan dengan memeriksa dahak pasien, apakah positif terkena TBC atau tidak. Sayangnya, pemeriksaan atau konfirmasi untuk TBC menggunakan TCM ini cukup lama yakni 3 hingga 5 hari.
Mesin inilah yang menurut Juru Bicara Pemerintah akan diinovasi untuk mendeteksi Covid-19.
"Kita sudah akan melakukan dalam waktu dekat untuk memanfaatkan mesin pemeriksaan TB TCM yang selama ini sudah tergelar di lebih dari 132 rumah sakit dan kemudian di beberapa puskesmas terpilih, untuk kita konversi agar mampu melaksanaan pemeriksaan Covid-19," Kata Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2020).
Karena ini untuk memeriksa Covid-19, maka ada bagian yang harus dipersiapkan, yakni catridge atau mesin utama pendeteksinya yang sedang diusahakan diubah.
Meski demikian, Dirjen P2P Kemenkes itu juga mengakui bahwa langkah itu bukanlah hal yang mudah. Karena harus diiringi kemampuan petugas yang mumpuni.
"Tentunya dengan melaksanakan catridge yang memang disiapkan untuk ini. Persiapan penjajakan ini tentunya tidak sedemikian mudah, karena pasti akan memberikan perubahan pada setting mesin dan melatih SDM dan kemudian menyiapkan catridgenya," kata dia.
Baca Juga: Update Rapid Test di Jawa Barat, 409 Orang Positif Corona
Meski begitu, pemerintah optimis hal ini bakal terealisasi dengan baik dan akan dimulai sesegera mungkin. Dalam pekan ini pemerintah akan melakukan uji coba mesin atau catridge yang diinovasikan itu.
"Kita harapkan pada hari ini paling lambat besok, sudah mulai catridge dilakukan uji coba mesinnya," jelasnya.
Maka, jika ini berhasil terlaksana diharapkan bisa mempersingkat waktu pemeriksaan spesimen, karena sudah ada sebanyak 132 rumah sakit yang memiliki fasilitas ini. Juga beberapa puskesmas tertentu yang tersedia akan diinovasikan.
Pemeriksaan ini tetap menggunakan sampel dahak di hidung dan tenggorokan, yakni memeriksa antigen sama seperti metode PCR. Hal ini berbeda dengan rapid test yang menggunakan sampel darah untuk memeriksa antibodi. Artinyainovasi TCM ini diharapkan bisa mendiagnosis Covid-19 secara langsung , seperti PCR.
"Harapan kita semakin cepat lagi kita melakukan pemeriksan, karena pemeriksaan PCR adalah pemeriksaan antigen, sehingga interpretasinya adalh pasti. Apakah seseorang itu terinfeksi atau pasti tidak terinfeksi," jelasnya.
"Ini bukan bukan pemeriksaan antibodi yang kita gunakan mekanisme rapid test. Oleh karena itu basis semua itu adalah memutus rantai penularan. Ini jadi dasar penting, dalam menentukan sukses tidaknya penanggulang Covid-19 ini," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif