Suara.com - Dunia musik Indonesia kembali berduka dengan kabar meninggalnya Glenn Fredly, salah satu musisi bertalenta. Glenn Fredly meninggal dunia di Rumah Sakit Setia Mitra Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu (8/4/2020) kemarin sekitar pukul 18.00 WIB.
Mozes Latuihamalo mewakili keluarga Glenn Fredly, menyatakan suami Mutia Ayu itu meninggal dunia karena penyakit meningitis. Pernyataan ini sekaligus membantah rumor bahwa Glenn Fredly meninggal karena virus corona Covid-19.
"Glenn Fredly meninggal dunia di Rumah Sakit Setia Mitra, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (8/4/2020) pukul 18.47 WIB akibat meningitis," demikian keterangan Mozes Latuihamalo mewakili keluarga Glenn Fredly yang diterima tim Suara.com.
Uci, adik perempuan Glenn Fredly juga bercerita kondisi kakaknya sempat drop sebelum meninggal dunia. Sejak Senin (6/4/2020), Glenn Fredly sudah dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang menurun.
"Jadi prosesnya, masuk rumah sakit pada hari Senin, masih di kamar biasa, lalu tadi pagi (Rabu) drop dan masuk ICU, sempat nafasnya...," kata Uci, adik perempuan Glenn Fredly, saat ditemui di Rumah Sakit Dharmais, kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (8/4/2020).
"Drop, dan akhirnya tadi jam 18:47 WIB kakak kami, Suami dari Ayu, Papa dari Gewa, beristirahat dengan tenang dipanggil Tuhan kembali ke pangkuannya bapak di surga," terang Uci sambil menahan tangis.
Meningitis adalah peradangan selaput (meninges) yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit mengitis biasanya juga disebut radang selaput otak.
Dilansir dari Mayo Clininc, pembengkakan akibat meningitis biasanya memicu gejala-gejala seperti sakit kepala, demam dan leher kaku.
Sebagian besar kasus meningitis di Amerika Serikat disebabkan oleh infeksi virus. Tetapi, meningitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit dan jamur.
Baca Juga: Baru Berusia 22 Tahun, Putra Presiden Serbia Positif Terjangkit Corona
Beberapa kasus, meningitis bisa membaik tanpa pengobatan dalam beberapa minggu. Tapi, ada pula yang kondisinya mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan antibiotik darurat.
Meningitis bakteri dilansir dari WebMD, bisa mengancam jiwa dan menyebar di antara orang-orang yang kontak dekat satu sama lain. Sedangkan meningitis virus cenderung tidak terlalu parah dan kebanyakan orang bisa sembuh tanpa pengobatan.
Sedangkan meningitis jamur merupakan bentuk penyakit langka. Penyakit ini biasanya terjadi hanya pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah terhadap kuman.
Secara umum, penyebab meningitis selalu infeksi bakteri atau virus yang dimulai di tempat lain, seperti telinga, sinus atau tenggorokan. Tapi, ada pula penyebab lain meningitis yang kurang umum, seperti gangguan autoimun, obat kanker, sipilis dan TBC.
Penyakit meningitis ini bisa menyerang segala usia. Namun, paling rentan menyerang orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti anak-anak, orangtua dan orang dengan HIV/AIDS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien