Suara.com - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh peneliti dari Cleveland Clinic, Ohio, menunjukkan tes cepat untuk mendiagnosis infeksi virus corona baru tampaknya menjadi tes yang paling tidak akurat.
Peneliti menguji 239 spesimen yang diketahui mengandung virus corona menggunakan lima dari metode tes yang paling umum digunakan, termasuk penggunaan alat ID NOW dari perusahaan Abbott.
Alat ini telah membuat 'kegembiraan' karena dapat memberikan hasil dalam waktu kurang dari 15 menit.
Tetapi, ID NOW hanya dapat mendeteksi virus pada 85,2% sampel, yang artinya memiliki tingkat negatif palsu 14,8%.
"Jadi itu artinya jika Anda memiliki 100 pasien yang positif, 15% dari pasien tersebut akan disebut negatif. Mereka akan didiagnosis negatif Covid-19 ketika sebenarnya mereka positif," kata Dr. Gary Procop , yang mengepalai tes Covid-19 di Cleveland Clinic dan memimpin penelitian ini.
Procop mengatakan untuk disebut 'baik', tes setidaknya 95% dapat diandalkan.
Meskipun makalahnya belum melalui proses peer-review tradisional, Procop mengatakan temuan telah ditinjau dengan cermat di rumah sakitnya dan dia yakin dengan hasilnya.
Di sisi lain, produsen ID NOW, Abbott, membela keandalan tes.
"ID NOW berkinerja seperti yang diharapkan dan kami memiliki keyakinan pada kinerja tes," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari NPR.
Baca Juga: Pulang dari Solo, Nunung Srimulat Akan Jalani Rapid Test dan Isolasi
Abbott mengatakan setiap masalah saat tes bisa berasal dari sampel yang disimpan dalam sebuah wadah khusus sebelum diuji, alih-alih langsung dimasukkan ke mesin pengujian ID NOW.
Oleh sebabnya, perusahaan baru-baru ini menginstruksikan kepada semua pengguna untuk langsung memasukkan sampel ke dalam mesin.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Cegah Keracunan, Bagaimana Prosedur Rapid Test MBG di SPPG Polri?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?