Suara.com - Kondisi respon biologis bisa diciptakan melalui dunia luar, seperti jatuh cinta maupun koneksi sosial. Dilansir dari Discover Magazine, hal tersebut bisa melancarkan sistem saraf dan memberi dorongan kesehatan untuk Anda. Antara lain:
1. Hormon
Ketika mengalami perasaan cinta dan koneksi dengan orang lain, otak kita melepaskan koktail hormon dan bahan kimia. Ketertarikan, cinta romantis, cinta platonik dan koneksi sosial semuanya datang dengan campuran hormon tertentu.
Sebagian besar melibatkan beberapa kombinasi dopamin, testosteron, estrogen, vasopresin dan oksitosin.
Pengontrol pelepasan hormon-hormon tersebut adalah jaringan saraf paling kuat di dalam tubuh, disebut saraf vagus.
Melansir dari Discover Magazine, vagus mengembara ke mana-mana melalui tubuh yang keluar dari batang otak di dasar tengkorak, di leher Anda, dan mengalir di dekat arteri karotis.
Dari titik itu, vagus turun ke jantung di mana akan mengatur detak jantung, fungsi paru-paru dan aliran pencernaan.
2. Pengaruh Interaksi Kecil
Barbara Fredrickson, seorang psikolog di Universitas North Carolina di Chapel Hill, menyatakan bahwa interaksi kecil pun bisa berpengaruh pada lancarnya sistem saraf.
Baca Juga: 160 Saham Nyungseb, IHSG Hari Ini Loyo di Zona Merah
"Itu bisa berawal dari semua orang, mulai dari pasangan dan anak-anak Anda hingga barista yang Anda kenal di sudut kedai kopi," kata Fredricson.
Fredrickson percaya bahwa secara budaya, manusia meremehkan momen-momen singkat. Tetapi, baginya cinta adalah serangkaian momen mikro resonansi positif yang dialami, berulang kali, saat menjalani kehidupan sehari-hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat