Menguatkan Temuan Sebelumnya
Pada Februari dan Maret, para ilmuwan mengumpulkan sampel di Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan dan di fasilitas medis sementara yang digunakan untuk karantina dan merawat pasien dengan gejala ringan.
Mereka juga melakukan pengujian udara di area umum sekitar Wuhan, termasuk bangunan tempat tinggal, supermarket, dan dua department store. Sangat sedikit virus terdeteksi di udara ruangan isolasi atau di kamar pasien rumah sakit, yang berventilasi baik.
Tetapi konsentrasi tinggi diukur di area toilet kecil, sekitar satu meter persegi, yang tidak berventilasi.
"Ini semacam menekankan pentingnya menghindari ruang terbatas kecil," kata Dr. Marr.
Para peneliti juga mendeteksi virus menyebar secara aerosol di tempat tim medis menanggalkan pakaian pelindung mereka. Tempat itu menunjukkan bahwa virus yang menempel di APD bisa jatuh ke udara.
Namun hal itu telah berkurang setelah rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan yang lebih ketat.
Data di Wuhan semakin menguatkan temuan oleh Pusat Medis Universitas Nebraska, di mana peneliti lain juga menyebut bahwa RNA virus corona ada di udara serta di permukaan kamar. Penelitian itu, yang masih dalam proses peninjauan sebelum dipublikasikan dalam jurnal, tidak menentukan ukuran tetesan.
Tetapi kehadiran RNA dari virus di lokasi-lokasi terpencil, seperti di bawah tempat tidur dan kusen jendela, juga kemungkinan terbawa di sekitar ruangan melalui arus udara.
Baca Juga: Khawatir COVID-19, Gubernur di Jepang Isolasi Kucing Hadiah dari Putin
Dalam makalah mereka, para peneliti Nebraska mendeteksi keberadaan RNA virus corona, tetapi kemungkinan terjadinya penularan belum terdeteksi. Dalam percobaan tambahan, para ilmuwan berusaha menumbuhkan virus untuk menentukan apakah mereka mampu menginfeksi manusia.
"Kami telah membuat banyak kemajuan dalam beberapa minggu terakhir. Saya benar-benar berharap bahwa kita akan mulai bisa mengatakan sesuatu yang lebih pasti di minggu depan atau lebih," kata Joshua L. Santarpia, seorang profesor patologi dan mikrobiologi di University of Nebraska Medical Center.
Dalam penelitian Wuhan, tidak ada virus yang terdeteksi di sebagian besar tempat umum yang mereka pelajari, termasuk bangunan tempat tinggal dan supermarket. Meskipun beberapa virus terdeteksi di daerah ramai pada salah satu rumah sakit dan department store.
Menurut Marr, seseorang akan memakan waktu sekitar 15 menit untuk bernapas dalam satu partikel virus.
“Sangat menarik melihat ada jumlah yang terukur,” kata Dr. Marr.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak