Suara.com - Sebuah studi menemukan virus corona Covid-19 telah bermutasi menjadi 10 jenis penyakit mematikan di seluruh dunia. Para peneliti menemukan ada 11 jenis mutasi virus corona Covid-19, Tipe O, salah satu jenis mutasi virus corona Covid-19 yang dianggap paling leluhur dan berasal dari Wuhan, China.
Beberapa jenis mutasi virus corona Covid-19 ditemukan sangat efisien untuk masuk dan menyerang paru-paru manusia. Salah satunya, ada mutasi jenis A2a yang dianggap lebih mahir dalam menginfeksi tubuh daripada SARS-CoV yang membunuh 800 dan menginfeksi 8.000 orang dalam satu dekade.
Menurut Partha Majumder, seorang penulis studi oleh National Institute of Biomedical Genomics di India, mutasi virus corona Covid-19 jenis A2a telah menyalip virus aslinya yang paling dominan.
"Virus corona Covid-19 bisa diklasifikasikan dalam banyak jenis, yaitu O, A2, A2a, A3, B, B1 dan seterusnya. Saat ini ada 11 jenis mutasi virus corona Covid-19, termasuk tipe 0 yang merupakan jenis leluhur dan berasal dari Wuhan," jelas Majumder dikutip dari Mirror.
Menurut Majumder, virus semacam itu bisa meningkatkan frekuensi penularan dan terkadang sepenuhnya menggantikan jenis virus yang asli.
Studi ini sangat penting dalam mengembangkan vaksin yang efektif untuk melawan virus corona Covid-19. Tetapi, sementara ini para ilmuwan di seluruh dunia sedang berjuang menemukan vaksin.
Para ahli mengklaim virus corona Covid-19 tidak mungkin diberantas dan bisa kembali setiap tahunnya seperti flu musiman.
Profesor Chris Whitty, seorang pakar China telah memprediksi bahwa negara yang terdampak virus corona Covid-19 tidak akan kembali normal sampai vaksin ditemukan.
Peneliti virus dan medis di China mengatakan bahwa virus itu tidak mungkin hilang sama halnya dengan SARS. Karena, virus bisa menginfeksi pembawa yang mereka tidak sadari gejalanya dan menularkannya ke orang lain tanpa sengaja.
Baca Juga: Dokter Khawatir Vaksinasi Tertunda saat Pandemi Corona Berujung Wabah Lain
Apalagi banyak orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 tanpa gejala atau asimtomatik. Pastinya mereka lebih berbahaya dalam menyebarkan virus ke orang lain.
Jin Qi, direktur Institut Biologi Patogen di Akademi Ilmu Kedokteran China mengatakan sangat mungkin pandemi virus corona Covid-19 ini hidup berdampingan dengan manusia seiring berjalannya waktu. Virus ini bisa bersifat musiman dan berkelanjutan di dalam tubuh manusia.
Para ahli China juga menambahkan bahwa tidak ada bukti penyebaran virus akan melambat selama musim panas. Karena, mereka tidak pernah bisa mencapai suhu yang dibutuhkan untuk memusnahkan virus.
"Virus ini peka terhadap panas, tetapi ketika virus itu terpapar oleh suhu 56 derajat celcius selama 30 menit. Tapi, cuaca tidak akan sepanas itu," kata Wang Guiqiang, kepala departemen penyakit menular Rumah Sakit Pertama Universitas Peking.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah