Suara.com - World Health Organization (WHO) baru-baru ini menyarankan sebuah usulan kontroversial. WHO sebut sengaja menginfeksi sukarelawan sehat dengan virus corona dapat membantu mempercepat pencarian vaksin potensial untuk Covid-19.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Rabu (06/05/2020), WHO yang berada di bawah tekanan untuk tanggapan awal mereka terhadap wabah di China dan pandemi global berikutnya, menyarankan bahwa apa yang disebut "studi tantangan" dapat "jauh lebih cepat untuk dilakukan daripada uji coba lapangan vaksin."
"Dengan demikian, studi tantangan yang dirancang dengan baik mungkin tidak hanya mempercepat pengembangan vaksin Covid-19, tetapi juga membuatnya lebih mungkin bahwa vaksin yang pada akhirnya digunakan lebih efektif," demikian tertera dalam laporan tersebut, dilansir dari Fox News.
Laporan tersebut mengakui bahwa studi tantangan tersebut "sensitif secara etis", tetapi memiliki sejarah panjang yang telah membantu mempercepat pengembangan vaksin melawan tipes dan kolera.
Di bawah potensi manfaat, ia berpendapat hal itu dapat menyebabkan lebih banyak nyawa yang diselamatkan serta "kembali lebih awal ke fungsi sosial global yang normal dan manfaat kesehatan masyarakat dan terkait."
Tapi di sisi lain, ahli melihat usulan WHO ada kelemahan.
Tal Zaks, kepala petugas medis Moderna Inc., di mana vaksin Covid-19 sedang dikembangkan, ia tidak yakin studi tantangan akan mempercepat pengembangan. Katanya kepada Bloomberg, yang pertama kali melaporkan penelitian ini,
"Saya tidak yakin saya penggemar berat itu benar-benar karena alasan praktis dan etis," kata Zaks. "Seperti yang sering terjadi, devil is in the details."
Maksud dari idiom devil is in the details ini merujuk pada hal misterius yang tersembunyi dalam detail. Ini memiliki arti bahwa sesuatu mungkin tampak sederhana pada awalnya tetapi akan membutuhkan lebih banyak waktu dan upaya untuk menyelesaikan dari yang diharapkan.
Baca Juga: Mata-mata Siber Mulai Incar Hasil Riset Vaksin Covid-19
Awal pekan ini, Pfizer Inc. dan BioNTech mengumumkan dosis pertama vaksin telah disuntikkan ke pasien manusia.
Dosis pertama program vaksin BNT162 dimulai di Jerman minggu lalu, menurut pernyataan perusahaan. Fase uji coba bertujuan untuk mendaftarkan hingga 360 pasien, usia 18 hingga 55 tahun.
Begitu kelompok yang lebih muda menghasilkan bukti kuat tentang keamanan dan imunogenisitas, pengujian pada orang dewasa yang lebih tua, atau mereka yang berusia antara 65 dan 85, akan dimulai.
Ada 102 vaksin Covid-19 potensial dalam pengembangan pada 30 April, menurut WHO. Delapan dari pesaing telah disetujui untuk uji klinis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional