Suara.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering terjadi tanpa gejala. Jika tidak ditangani dapat menyebabkan ancaman kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, serangan jantung, hingga stroke.
Melansir dari Insider, dengan wawasan yang benar dan perubahan gaya hidup positif membuat Anda bisa mengelola tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan. Berikut beberapa cara mengelola tekanan darah tinggi:
Pertahankan Berat Badan yang Sehat
Jika Anda kelebihan berat badan dan memiliki hipertensi, kehilangan sedikit saja berat badan dapat memiliki efek besar dalam menurunkan tekanan darah.
"Menurunkan 10 pon dapat menurunkan tekanan darah sistolik Anda sebanyak 10 hingga 12 mm Hg," kata Sanjiv Patel, MD, ahli jantung di MemorialCare Heart & Vascular Institute di Orange Coast Medical Center.
Olahraga
Salah satu cara utama untuk mempertahankan berat badan yang sehat adalah dengan aktivitas fisik. Olahraga teratur melatih jantung untuk mengembang dan berkontraksi. Dalam jangka panjang, ini dapat membantu jantung memompa lebih efisien, sehingga menurunkan tekanan darah.
Bagi mereka yang hipertensi, penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik (angka teratas) dengan rata-rata tujuh mm Hg dan tekanan darah diastolik (angka bawah) dengan rata-rata lima mm Hg.
Untuk mendapatkan manfaat ini, Patel merekomendasikan setidaknya 30 hingga 60 menit aktivitas fisik setiap hari. Ini bisa merupakan kombinasi dari latihan aerobik, seperti berjalan, jogging, atau bersepeda dan latihan kekuatan dengan beban rendah.
Baca Juga: Mengejutkan! Warga Indramayu Positif Corona Setelah 2 Kali Dites Negatif
Usahakan Diet Seimbang
Diet yang stabil dan seimbang dapat memiliki dampak jangka panjang pada tekanan darah. Faktanya, diet dikembangkan oleh National Institutes of Health untuk membantu menurunkan tekanan darah.
Dietary Approaches to Stop Hipertensi (DASH) merupakan diet yang dirancang untuk membantu orang mengatasi hipertensi.
Diet DASH mendorong orang untuk membatasi natrium, gula, dan lemak jenuh atau lemak trans sambil meningkatkan variasi makanan yang kaya nutrisi seperti kalium, kalsium, dan magnesium.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek